Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Bagi sebagian orang, tato adalah sebuah seni yang indah.
Namun, tidak semua orang berpikiran sama mengenai tato.
Seorang guru taman kanak-kanak angkat bicara setelah dia mengklaim dirinya kehilangan pekerjaan karena penampilan fisiknya.
Well, hal ini termasuk tato di sekujur tubuhnya dan bagian putih matanya yang dioperasi agar berubah menjadi hitam.
Dilansir dari People, Sylvain Helaine mengatakan dia sangat kecewa mengetahui dari para pejabat di Sekolah Dasar Docteur Morere di Palaiseau, pinggiran kota Paris, bahwa dia tidak lagi mengajar taman kanak-kanak setelah orang tua mengeluh bahwa dia membuat anak-anak mereka takut, lapor Reuters.
"Aku pikir keputusan yang mereka ambil cukup menyedihkan," ujar Sylvain Helaine.
Baca Juga: Punya Lebih dari 60 Tato di Badannya, Justin Bieber Pamerkan Tato Mawar Baru di Lehernya!
Ia mengatakan kepada bahwa pemecatannya menyusul keluhan tahun lalu dari orang tua seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, yang tidak pernah dia ajar.
"Aku seorang guru TK. Aku menyukai pekerjaanku," ujar pria 35 tahun itu.
Menurut Reuters, Sylvain Helaine berusia 27 tahun ketika dia mulai membuat tato.
Baca Juga: Tinggal Merantau di Luar Negeri, Gisela Cindy Ternyata Pernah Jadi Pelayan Restoran di Kanada
Pada saat itu, dia berkata bahwa dia sedang mengajar di sebuah sekolah swasta di London dan mengalami krisis eksistensial yang menginspirasinya untuk mendapatkan tato.
"[Sejak itu], mendapatkan tato adalah hasratku," jelasnya.
Baca Juga: Atta Halilintar Berikan Tips Agar Tak Terjadi Perselingkuhan Di dalam Sebuah Hubungan
Sylvain memperkirakan bahwa dia menghabiskan hampir 460 jam di bawah jarum.
Terlepas dari penampilannya yang unik, Sylvain Helaine mengatakan dia tidak pernah memiliki masalah dalam mengajar, sampai waktunya di Docteur Morere.
“Semua murid dan orang tua mereka selalu asyik denganku karena pada dasarnya mereka mengenalku,” jelasnya.
Baca Juga: Ini Alasan Gisela Cindy Rehat dari Layar Kaca untuk Kuliah dan Kerja di Kanada
"Hanya ketika orang melihatku dari jauh, barulah mereka bisa berasumsi yang terburuk," lanjutnya.
Juru bicara pendidikan setempat mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Silvayn Helaine untuk berhenti mengajar taman kanak-kanak karena siswa di bawah 6 tahun bisa takut dengan penampilannya.
Meskipun dia menghadapi tantangan sepanjang kariernya, Sylvain Helaine telah berjanji untuk terus melayani sebagai pendidik dan masih mengajar anak-anak berusia 6 tahun ke atas, lapor Reuters.
Dia mengatakan bahwa dia berharap penampilan fisiknya yang unik akan menginspirasi siswanya untuk lebih menerima dan toleran di masa depan.
“Mungkin ketika mereka dewasa, mereka akan menjadi kurang rasis dan kurang homofobik serta lebih berpikiran terbuka,” jelasnya.
(*)