"Kita ketahui bahwa pandemi ini bukan urusan lokalitas daerah semata, tetapi urusan lintas kabupaten dan kota, lintas provinsi, dan bahkan lintas negara," ujar Dadang kepada wartawan pada Rabu (30/9/2020).
"Maka dari itu, kalau menurut saya, ini merupakan tanggung jawab yang harus diemban provinsi yang selama ini kami tunggu," tambahnya.
Selain menjadi salah satu tanggung jawab Gubernur, Jawa Barat diakui kembali mengalami lonjakan kasus covid-19 pada Agustus akhir hingga sekarang.
"Kami langsung mengakses (sendiri) ke pemerintah pusat, dalam hal ini satgas pusat. Bayangkan bagaimana setiap daerah berkoordinasi secara parsial sedangkan pandemi ini kan bergerak cepat," ujar Dadang.
"Dari Agustus ke September, terjadi lonjakan kasus tidak hanya di Depok, tetapi terjadi juga di wilayah Bodebek lainnya. Maka dari itu, kehadiran Provinsi dinanti oleh kami, yang selama ini kami tunggu-tunggu," tambahnya.
Ya, sebagai informasi Depok dikabarkan menjadi wilayah yang dikabarkan menjadi kota paling parah dengan kasus mencapai 4.239 hingga kemarin.
Dari jumlah itu, 1.275 pasien masih dalam penanganan saat ini, sedangkan kapasitas rumah sakit di Depok disebut Ridwan Kamil 'paling kritis' dengan keterisian lebih dari 80 persen.
Lebih lanjut melansir informasi dari WartakotaLive.com, adapun sekitar 70 persen kasus Covid-19 yang kembali terjadi di Jabar .
Merujuk data yang dihimpun Gugus Tugas Jabar pada periode 21-27 September 2020.