Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Sejak bulan Maret 2020 lalu, pandemi covid-19 sampai saat ini masih terus berlangsung di Indonesia.
Ya, hampir setengah tahun lamanya, pandemi covid-19 di Tanah Air masih menyebar secara masif.
Mengetahui hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah membuat gagasan baru.
Melansir informasi dari Kompas.com pada Rabu (30/9/2020), Ridwan Kamil bergegas memindahkan kantornya di Depok guna memantau penanganan covid-19 di Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek).
Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil saat rapat koordinasi Percepatan Penyelesaian Klaim Biaya Perawatan pasien Covid-19 bersama Luhut Binsar Pandjaitan dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (29/9/2020).
Ridwan Kamil mengungkapkan rencananya untuk berkantor di Kota Depok akan segera dimulai pekan depan, setiap seminggu sekali.
"Mulai minggu depan, mungkin saya akan berkantor di Depok seminggu sekali untuk memastikan penanganan bisa lebih terkoordinasi," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Gugus Tugas percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana menganggap rencana orang nomor satu di Jawa Barat ini merupakan hal wajar.
Pasalnya penanganan covid-19 di Jawa Barat memang membutuhkan banyak perhatian dari para tokoh masyarakat terutama Gubernur.
"Kita ketahui bahwa pandemi ini bukan urusan lokalitas daerah semata, tetapi urusan lintas kabupaten dan kota, lintas provinsi, dan bahkan lintas negara," ujar Dadang kepada wartawan pada Rabu (30/9/2020).
"Maka dari itu, kalau menurut saya, ini merupakan tanggung jawab yang harus diemban provinsi yang selama ini kami tunggu," tambahnya.
Selain menjadi salah satu tanggung jawab Gubernur, Jawa Barat diakui kembali mengalami lonjakan kasus covid-19 pada Agustus akhir hingga sekarang.
"Kami langsung mengakses (sendiri) ke pemerintah pusat, dalam hal ini satgas pusat. Bayangkan bagaimana setiap daerah berkoordinasi secara parsial sedangkan pandemi ini kan bergerak cepat," ujar Dadang.
"Dari Agustus ke September, terjadi lonjakan kasus tidak hanya di Depok, tetapi terjadi juga di wilayah Bodebek lainnya. Maka dari itu, kehadiran Provinsi dinanti oleh kami, yang selama ini kami tunggu-tunggu," tambahnya.
Ya, sebagai informasi Depok dikabarkan menjadi wilayah yang dikabarkan menjadi kota paling parah dengan kasus mencapai 4.239 hingga kemarin.
Dari jumlah itu, 1.275 pasien masih dalam penanganan saat ini, sedangkan kapasitas rumah sakit di Depok disebut Ridwan Kamil 'paling kritis' dengan keterisian lebih dari 80 persen.
Lebih lanjut melansir informasi dari WartakotaLive.com, adapun sekitar 70 persen kasus Covid-19 yang kembali terjadi di Jabar .
Merujuk data yang dihimpun Gugus Tugas Jabar pada periode 21-27 September 2020.
Kota Depok memiliki kasus positif terbanyak di antara daerah lain yakni 1.099 kasus, disusul Kota Bekasi (962 kasus) dan Kabupaten Bekasi (512 kasus).
Sementara dari periode yang sama, Kota dan Kabupaten Bogor masing-masing melaporkan 228 kasus dan 465 kasus.
Dari segi keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 per 26 September lalu, 10 besar rumah sakit terbanyak merawat kasus COVID-19 juga didominasi asal Bodebek.
Baca Juga: Ditinggal Kedua Orangtuanya, Inilah Fakta Tentang Anak Angkat Ridwan Kamil
“Secara umum memang dari seluruh 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, dari sebelas rumah sakit tersibuk yang mengurus (kasus) COVID-19 itu sembilan ada di Bodebek. Dan Depok ini paling kritis dari catatan statistik kami sudah di atas 80 persen (tingkat keterisiannya),” ujar Ridwan Emil.
Selain itu, pria yang akrab disapa Kang Emil mengatakan, penanganan COVID-19 khususnya di Kota Depok perlu ditingkatkan, terutama dari sisi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan.
(*)