Find Us On Social Media :

Suaminya Masuk Deretan Konglomerat Kaya se Indonesia hingga Punya Aset Kekayaan Mencapai 250 Juta US Dollar, Mayangsari Tak Gengsi Pamerkan Sarapan Sederhana Hanya dengan Ubi Jalar dan Kopi Hitam

By Novita, Kamis, 1 Oktober 2020 | 15:12 WIB

Suaminya Masuk Deretan Konglomerat Kaya se Indonesia hingga Punya Aset Kekayaan Mencapai 250 Juta US Dollar, Mayangsari Tak Gengsi Pamerkan Sarapan Sederhana Hanya dengan Ubi Jalar dan Kopi Hitam

Baca Juga: Tajirnya Nggak Ketulungan Usai Dipersunting Bambang Trihatmodjo, Mayangsari Justru Tunjukkan Sikap Sederhana Saat Rebahan di Bawah Pohon Bersama Keluarga, Netizen Langsung Terkagum-kagum: Nggak Perlu Keluar Negeri, Cukup Gelar Tikar Aja!

Padahal, sang suami diketahui tajir melintir bahkan masuk deretan orang kaya se Asia.

Hal ini seperti dilansir Grid.ID dari laman Suryamalang.com, berdasarkan Majalah Globe Asia tahun 2018 lalu, Bambang Trihatmodjo masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.

Total kekayaan Bambang Trihatmodjo mencapai 250 Juta dollar Amerika dan masuk urutan ke 124 terkaya di Indonesia.

Namun, kekayaan tersebut dikabarkan menurun dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Bak Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu, Suaminya Terlilit Masalah Utang Negara, Mayangsari Cuek Pamer Foto Ini, Posenya Langsung Jadi Sorotan

Sementara itu, beberapa sumber utama pendapatan suami Mayangsari itu ada di bidang properti, yakni perusahaan Asriland.

Ia juga menjadi salah satu pendiri PT Global Mediacom TBK aka Net TV.

Sementara itu, putra Soeharto itu juga menjadi pengusaha ternama di Indonesia era 90-an.

Melansir dari laman Kompas.com, bersama keempat temannya, Bambang mendirikan PT Bimantara Citra pada tahun 1981.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Kelas 1 SD Sudah Pacaran, Begini Pengakuan Azka Corbuzier di Depan Sang Ayah Sampai Pesan Mantan Istri Dory Harsa untuk Nella Kharisma

Sebelas tahun berlalu, perusahaan tersebut telah memiliki saham di 96 perusahaan.

Dari semua perusahaan itu, 35 buah merupakan subsidiary company (lebih dari 50 persen modalnya berasal dari Bimantara) dan 48 lainnya dikategorikan sebagai affiliate company yang saham Bimantara didalamnya kurang dari 50 persen.

Sementara 13 sisanya terbilang other company yang saham Bimantara hanya sekitar 10-20 persen.

Perusahaan tersebut masih terus berkembang hingga saat ini. (*)