Laporan Wartawan Gri.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kehidupan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina seperti tak pernah luput dari mata kamera.
Bahkan Raffi Ahmad blak-blakan perihal kehidupan seksualnya pada Deddy Corbuzier.
Dikutip Grid.ID dari channel YouTube Deddy Corbuzier yang berjudul “Dari Mimpi Basah sampai Rafathar / Raffi Ahmad – Deddy Corbuzier Podcast” ia terang-terangan tentang kehidupan seksual dengan Nagita Slavina.
Pria kelahiran Bandung 17 Februari 1987 itu mengaku jarang melakukan hubungan suami istri dengan Nagita Slavina.
"Itu jadi problem juga (jarang berhubungan)," kata Raffi Ahmad.
Ayah Rafathar tersebut pun merasa kasihan dengan sang istri.
"Memang benar kasihan bini gue, sekarang dia lagi diet demi kelihatan seksi," lanjutnya.
Raffi Ahmad pun menjelaskan alasan dirinya dan Nagita Slavina jarang berhubungan suami istri.
"Tapi susahnya juga karena dua, problem-nya karena sibuk banget, kedua karena ada Rafathar di tengah-tengah," terangnya.
Raffi Ahmad pun berecana untuk memindahkan sang putra ke kamar yang berbeda dengannya dan Nagita Slavina.
"Makanya Rafathar bentar lagi mau gue tendang, gue pindahin ke kamar sebelah," kata Raffi Ahmad.
Perlu diketahui, tidak adanya hubungan seks atau sentuhan yang intim bisa lebih buruk daripada frustrasi.
Dilansir Grid.ID dari Insider via Kompas.com, tiga terapis seks dan psikolog menjelaskan konsekuensi yang mereka lihat pada orang yang tidak melakukan aktivitas seksual untuk jangka waktu lama.
Menurut Dr Rachel Needle, psikolog dan co-director di Modern Sex Therapy Institutes, berhubungan seks dapat membawa manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.
Seks membantu kita tidur lebih baik, mengurangi rasa sakit, menurunkan stres, mengurangi kecemasan dan depresi, serta banyak lagi.
Berhubungan seks memiliki banyak manfaat kesehatan.
Dengan demikian, jika kita tidak dapat melakukannya, ada konsekuensi yang akan kita hadapi.
Mereka yang berbulan-bulan tidak merasakan keintiman fisik akan mengalami haus sentuhan, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peningkatan depresi, serta kecemasan.
"Ketika mereka yang ingin berhubungan seks mengalami kurangnya keintiman seksual, akan terjadi efek yang merusak kesehatan mental, emosional, dan fisik yang mengakibatkan berbagai gejala, perasaan terisolasi, rasa tidak aman, dan harga diri rendah."
Begitu kata Dr Dulcinea Pitagora, psikoterapis dan terapis seks di NYC.
Menurut Pitagora, beberapa orang yang sulit berubah bisa kesulitan menemukan kembali seks setelah lama tidak berhubungan seks, entah itu disebabkan oleh karantina atau hal lain.
"Saya menggunakan kata 'menemukan kembali', bukan 'kembali menuju' karena bisa saja tidak ada kehidupan seks yang sama seperti masa sebelum karantina," kata Pitagora.
"Mereka dapat mengalami pertumbuhan dan pencarian jati diri, dan lewat introspeksi, mereka menemukan cara berpikir baru tentang seksualitas mereka, dengan siapa mereka ingin berhubungan seks dan bagaimana caranya."
Namun, Pitagora menyebut hal itu bisa menjadi kesempatan bagi seseorang untuk berpikir kritis tentang keinginan dan hasrat seksual mereka.
"Saya katakan, orang bisa mengalami semacam euforia ketika masalah diatasi, dan mereka punya kesempatan untuk mengeksplorasi seksualitas dengan cara yang mungkin telah mereka lakukan sebelumnya," tutupnya.
(*)