Bahkan, ia tampak memberikan saran untuk pemerintah agar menyediakan ruang diskusi dan mengawasi kebijakan publik.
"Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi. Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik"
"Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa. Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers," ungkap Najwa Shihab.
Menurutnya, aksi monolognya dengan kursi kosong itu memang baru pertama kali terjadi di Indonesia.
Akan tetapi, aksi seperti itu sudah lazim dilakukan di negara dengan sejarah kemerdekaan pers yang panjang.
"Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word," tuturnya.
"Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC," ucap Najwa Shihab.
(*)