Grid.ID – Di tengah keprihatinan atas pandemi Covid-19, publik Tanah Air justru diresahkan akan sebuah kabar yang beredar viral.
Bukan berita biasa, kabar ini tentang tsunami puluhan meter yang siap mengancam selatan Pulau Jawa!
Melansir Kompas.com pada 26 September 2020, ini bermula dari riset peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang potensi tsunami selatan Pulau Jawa mencapai 20 meter.
Hasil riset tersebut diterbitkan di jurnal Nature Scientific Report pada 17 September 2020.
Sejak saat itulah, masyarakat sontak ketar-ketir lantaran takut jika prediksi ini nantinya benar-benar terjadi.
Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko pun ikut angkat bicara.
Widjo Kongko menyebut kajian atau publikasi soal ancaman tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa ini seharusnya membuka wawasan khayalak ramai.
Pasalnya, menurutnya hingga saat ini tidak ada teknologi apa pun yang bisa memastikan kapan dan di mana tsunami akan terjadi.
Meski terdapat berbagai model untuk meramalkannya, namun perkiraan tinggi tsunami dan waktu tibanya hanya dapat dihitung usai gempa benar-benar terjadi.
Karenanya, Ketua BPPT tersebut menyarankan semua kalangan untuk mempelajari soal mitigasi potensi bencana katastropik alias tindakan mengurangi dampak bencana.
"Penting, perlunya mitigasi di sepanjang pantai tersebut, terutama di kawasan destinasi wisata, industri vital, pelabuhan, dan lain-lain," kata Widjo Kongko kepada Kompas.com pada Jumat (25/9/2020).
Bukan hanya ahli bencana, paranormal Mbah Mijan nyatanya turun gunung untuk menerawang potensi tsunami setinggi 20 meter yang mengancam selatan Pulau Jawa.
Kerap mengungkap prediksinya soal nasib para artis Tanah Air, Mbah Mijan tak mau ketinggalan untuk mengomentari fenomena alam ini lewat vlognya di YouTube Mbah Mijan pada 29 September 2020 lalu.
Tanpa tedeng aling-aling, Mbah Mijan mengaku merasa ngeri saat mendengar berita ini.
“Ngeri? Ngeri. Serem? Serem. Takut? Takut.
Tapi kita bisa apa? Kalau memang sudah kehendak-Nya, maka terjadilah,” ungkap Mbah Mijan.
Meski begitu, Mbah Mijan tak habis pikir saat mengetahui ada segelintir pihak yang justru menanggapi berita ini dengan emosi.
“Kadang Mbah prihatin dengan orang yang menolak analisa itu, marah-marah dengan alasan katanya ini sama dengan meresahkan masyarakat.
No! Kalau Anda berpendapat bahwa informasi seperti ini meresahkan masyarakat, berarti otak Anda kebalik.
Pemahaman itu jangan dibalik, fakta itu membuktikan Indonesia itu ring of fire.
Tiap tahun pasti terjadi gitu kok sampeyan ngambek-ngambek dikasih informasi gitu. Maunya apa?
Kalau bisa kita mendukung, mensupport, memberikan sebuah informasi yang lebih luas lagi agar kita rakyat Indonesia yang biasanya tidak peka dan tidak tanggap bencana itu bisa berpikir,” imbuhnya.
Alih-alih resah, sang paranormal kejawen justru memperingatkan agar momen ini jadi ajang masyarakat untuk memperbanyak berdoa kepada Tuhan.
“Berdoa bisa mengubah nasib manusia. Kalau kamu mau nasibnya berubah ya ndunga, berdoalah, maka nasibmu akan berubah.
Kalau kamu rajin berbagi, rajin sedekah, maka kamu akan dihindarkan dari bencana itu.
Kamunya yang dihindarkan, bukan bencananya yang menghindar. Bencana kalau sudah takdirnya terjadi, ya terjadi. Kun fayakun lah sudah!
Tapi bagi kita yang rajin berbagi, maka kita akan lebih dekat dengan sebuah pertanda-pertanda yang masuk ke naluri dan masuk ke firasat,” pungkas Mbah Mijan.
(*)