Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Tindak asusila secara tidak sengaja terekam oleh aplikasi daring hingga viral.
Selama 21 detik, tindakan mesum yang diduga telah dilakukan mahasiswi di salah satu perguruan tinggi Kupang akhirnya menghebohkan dunia maya.
Tersebar di sejumlah media, tindak mesum yang diduga mahasiswa berinisial WD kini tengah diusut oleh pihak berwajib.
Melansir informasi dari Kompas.com Senin (12/10/2020), aparat Kepolisian Resor Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih menelusuri sebuah video seorang mahasiswi di salah satu universitas di Kota Kupang itu.
Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana Tarung Binti mengaku telah menerima laporan atas tindak asusila tersebut.
"Intinya kasus ini masih kami selidiki," ujar Satrya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (11/10/2020) siang.
"Kami juga masih identifikasi, namanya siapa dan ini proses penelusuran digital, sedang dianalisis," sambungnya.
Bersama pihaknya, Satya mengaku akan memeriksa oknum mahasiswa bersama sejumlah rekannya.
"Sebenarnya bagaimana, faktanya bagaimana, motifnya apa. Hal ini menjadi atensi kami ya, karena tentu jika terbukti, perbuatan tersebut melanggar hukum," imbuhnya.
"Nanti kami akan sampaikan hasil penyelidikannya," kata Satrya.
Diduga kuat tindak mesum itu terjadi lantaran pelaku lupa mematikan aplikasi daring miliknya.
Lantas, perbuatan tak senonoh yang dilakukan perempuan tersebut tersebar dengan cepat.
Ya, video itu viral dan tersebar di media sosial, Kamis (8/20/2020) malam, saat mahasiswa tersebut berbuat mesum usai kuliah daring.
Sementara itu melansir dari Posbelitung, sejumlah siswi bau kencur juga melakukan hal serupa.
Mojok di kamar mengaku tengah belajar daring, sejumlah pelajar 14 tahun justru lakukan live show melakukan tindak amoral.
Kejadian yang terjadi beberapa bulan lalu tepatnya pada Sabtu (15/8/2020), Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya membenarkan adanya kasus tersebut.
"Orang tuanya taunya dia lagi belajar online. Taunya dia live show," ujarnya.
Menurut Arsya, para pelajar itu nekat melakukan kegiatan tak senonoh lantaran mendapat iming-iming bayaran.
Namun, Arsya tak membenarkan apabila kegiatan porno aksi itu dilatarbelakangi dari sudut ekonomi.
"Tapi enggak cuma dari kalangan ekonomi lemah saja. Karena motivasi orang kan ada yang karena uang, ada yang karena senang-senang, karena mikirnya kan nggak akan terlacak, semua dilakukan secara digital," jelasnya.
(*)