"Kepala dan muka saya beberapa kali dipukul, sampai gagang kacamata saya patah," kata dia.
Selain menjadi korban kekerasan, ARN juga diminta untuk mengakui bahwa dirinya adalah provokator setelah memeriksa ponselnya.
"Mereka anggap chat saya dengan mahasiswi ini untuk provokasi demo Gedung DPRD jadi ricuh," kata ARN.
Mengetahui hal tersebut, Direktur Kemahasiswaan UGM Suharyadi sempat mengunjunginya ketika selang infus dan oksigen masih terpasang di tubuhnya.
"Pak Haryadi minta saya tetap semangat tetap pikir positif. Saya ingin masalah ini cepat selesai dan bisa kuliah kembali," ujar dia.
Lebih lanjut melansir informasi dari TribunnewsMaker.com, Kapolresta Yogyakarta Kombes Purwadi Wahyu Anggoro angkat bicara.
Purwadi Wahyu Anggoro, membantah adanya pemukulan oleh pihak kepolisian saat melakukan interogasi terhadap ARN.
"Tidak ada. Yang sudah di Polresta tidak ada pemukulan, mereka kan di lapangan," kata Purwadi saat dikonfirmasi melalui pesan.