Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Tahu sudah menjadi salah satu makanan yang paling sering ditemukan dalam menu harian kita.
Selain harganya yang murah meriah, tahu juga kaya akan kandungan gizi.
Mengutip laman Kompas.com, tahu adalah produk kedelai yang paling populer di dunia dan mudah diolah.
Dalam 1 porsi (1/2 cangkir), tahu mengandung 10 gram protein dan 0,5 gram serat.
Tahu terbuat dari susu kedelai yang dikoagulasi dan dipadatkan menjadi balok putih pekat sehingga menghasilkan tekstur yang lembut.
Baik tahu dan tempe yang sama-sama berasal dari kedelai adalah makanan yang cocok sebagai pengganti daging, terutama bagi mereka yang sedang diet atau menerapkan gaya hidup vegan.
Riset membuktikan bahwa protein kedelai sama efektifnya seperti protein hewani untuk menekan nafu makan.
Sebagai makanan yang mengandung protein nabati, tahu dapat meningkatkan kerja metabolisme tubuh untuk membakar kalori yang lebih banyak setiap kali makan.
Lebih lanjut, di dalam tahu terdapat kandungan isoflavon seperti fitoestrogen.
Isoflavon memiliki sifat estrogen-agonis atau estrogen-antagonis.
Zat itu dapat membantu melindungi terhadap beberapa penyakit kanker, penyakit jantung, dan osteoporosis.
Selain itu, mengonsumsi makanan nabati seperti tahu memiliki risiko lebih rendah terhadap kondisi obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Manfaat tahu untuk kesehatan juga dapat meningkatkan kecantikan kulit dan rambut, meningkatkan energi tubuh, serta membantu menjaga berat badan sehat.
Penelitian menunjukkkan bahwa tahu memiliki isoflavon tingkat tinggi yang menekan risiko penyakit, khususnya yang berkaitan usia dan gaya hidup.
Seperti dilansir Grid.ID dari Sajian Sedap, berikut ini tujuh manfaat makan tahu:
1. Terhindari dari penyakit kardiovaskular
Isoflavin kedelai telah ditemukan untuk membantu mengurangi kadar kolesterol 'jahat' alias LDL.
Meskipun dampaknya, tahu tidak meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Tahu juga menurunkan berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan kolesterol total.
2. Mencegah kanker
Beberapa penyelidikan klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa genistein, isoflavon utama dalam kedelai, memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
3. Mencegah diabetes
Orang dengan diabetes tipe 2 sering mengalami penyakit ginjal.
Akibatnya, tubuh mengeluarkan jumlah protein yang berlebihan dalam urine.
Bukti dari satu penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang hanya mengonsumsi protein kedelai dalam diet, mengeluarkan lebih sedikit protein ketimbang mengonsumsi protein hewani.
Para peneliti mengusulkan bahwa protein kedelai bermanfaat bagi pasien dengan diabetes tipe 2.
Baca Juga: Sedang Makan Tahu, Begini Ekspresi Lucu Nastusha Olivia Alinskie yang Keenakan Sekaligus Genit!
4. Memperbaiki fungsi ginjal
Protein, khususnya protein kedelai, dapat meningkatkan fungsi ginjal dan bisa bermanfaat bagi orang yang menjalani dialisis atau transplantasi ginjal.
Satu analisis meta dari sembilan percobaan menunjukkan efek positif kedelai pada beberapa biomarker dari penderita penyakit ginjal kronis.
5. Mecegah osteoporosis
Isoflavon kedelai dapat membantu mengurangi keropos tulang dan meningkatkan kepadatan mineral tulang, terutama setelah menopause.
6. Meringankan gejala menopause
Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa mengonsumsi produk kedelai dapat membantu meringankan gejala menopause seperti hot flashes.
Gejala menopause setiap perempuan mungkin berbeda.
Hot flash jarang menghampiri perempuan Asia karena kerap mengonsumsi makanan berbahan kedelai.
Bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi produk kedelai yang kaya genistein dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan hot flashes.
Baca Juga: Hubungan Makin Hangat, Ini Tanggapan Billy Syahputra Saat Disinggung Kapan Akan Lamar Amanda Manopo
7. Mencegah kerusakan hati
Satu studi pada tikus menunjukkan bahwa semua jenis tahu dapat membantu mencegah kerusakan hati yang disebabkan radikal bebas.
(*)