Grid.ID - Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan terjadi pada saat yang sangat buruk bagi Iran.
Di dalam negeri, Iran menghadapi situasi ekonomi yang sangat sulit berkat sanksi yang dijatuhkan AS.
Sedang di luar negeri, Iran terlibat dalam berbagai petualangan geopolitik yang belum selesai di dunia Arab, dari Irak hingga Suriah.
Meskipun Iran mungkin ingin terlibat dalam konflik di Kaukasus Selatan tersebut, di mana Iran telah memainkan peran mediator sebelumnya, kapasitas Teheran untuk melakukannya jauh lebih kecil daripada kedekatan geografisnya dengan konflik tersebut.
Lebih buruk lagi, Teheran tidak menikmati kemerdekaan diplomatik yang dimilikinya pada awal 1990-an, ketika pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh terakhir kali meletus pada skala ini dan ketika Iran dapat bekerja secara lebih efektif di antara kedua belah pihak.
Sebaliknya, kali ini, Teheran harus mengambil kursi belakang ke Rusia, Turki, dan Barat karena kekuatan-kekuatan itu membentuk lintasan konflik.
Namun, berkat minoritas Azeri Iran yang cukup besar, dengan sekitar 20 juta orang, ada kemungkinan nyata bahwa konflik Armenia-Azerbaijan dapat meluap dan menimbulkan risiko serius bagi keamanan internal Iran.
Teheran tidak ingin kalah dalam konflik ini, tetapi memegang tangan yang lemah.