Find Us On Social Media :

Dukung Aksi Penolakan Omnibus Law yang Dinilai Menguntungkan Investor dan Mengebiri Hak Buruh, Bupati Bogor: Hidup Buruh!

By Novia, Minggu, 18 Oktober 2020 | 16:51 WIB

Bupati Bogor Ade Yasin ambil bagian aksi unjuk rasa di tengah-tengah ribuan buruh di depan kantornya, Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/10/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja masih terus berlanjut.

Gelombang aksi unjuk rasa yang tak jua surut, baru-baru ini kembali digelontorkan warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ribuan buruh kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati yang berada di Jalan Tegar Beriman, Cibinong.

Berlangsung pada Jumat (16/10/2020), masyarakat mendesak Bupati Bogor Ade Yasin untuk mendukung upaya buruh dalam menolak regulasi tersebut.

Baca Juga: Dikira Penyusup hingga Berusaha Rebut Microphone yang Digunakan Anggota DPRD Saat Unjuk Rasa, Pemuda Berjaket Merah Diduga Memiliki Gangguan Jiwa dan Nyaris Babak Belur Dihajar Massa

Pasalnya, sejak UU Cipta kerja disahkan oleh pemerintah dan DPR, regulasi ini dinilai hanya menguntungkan investor.

Sementara itu, warga juga menilai regulasi UU Cipta Kerja ini hanya mengebiri hak para buruh.

Melansir informasi dari Kompas.com Minggu (18/10/2020), Bupati Bogor Ade Yasin akhirnya turun tangan menemui para buruh.

Dalam aksi unjuk rasa itu, Ade Yasin mengaku akan mendukung penuh aspirasi para buruh.

Baca Juga: Berhasil Meraup Keuntungan hingga Rp 25 Juta dalam Waktu Singkat, Mahasiswa Kebumen Diamankan Polisi Saat Melakukan Aksi Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law

Selain itu, Ade Yasin juga menyatakan secara tegas berpihak pada rakyat untuk menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

"Hidup buruh, saudara-saudaraku yang tercinta, saya Bupati pasti akan berpihak kepada rakyatnya karena jumlah pabrik dan buruh terbesar di sini," teriak Ade di hadapan buruh.

"Ribuan buruh bekerja di sini dan itu masyarakat saya. Apapun asalnya, apakah dia warga Tapanuli, Maluku, tapi selama dia hidup di Kabupaten Bogor saya akan dukung perjuangan saudara, tolak omnibus law," lanjutnya.

Berkomitmen atas dukungannya, Bupati Bogor itu mengaku akan segera mengirim surat rekomendasi pada Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Ciptakan Aksi Demo Penolakan UU Cipta Kerja dengan Tertib Bersama Para Buruh, Gubernur Ganjar Pranowo Ajak Massa Dangdutan

Pihaknya berharap, Presiden segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Omnibus law.

Menurutnya, keberpihakan pemimpin terhadap rakyat saat ini sangat dibutuhkan.

Terlebih, aksi unjuk rasa menolak regulasi ini memiliki alasan yang kuat dan mendasar.

"Ini masyarakat saya dan jumlah buruh di Kabupaten Bogor terbesar ya ikatannya se-Indonesia juga dengan pengusaha terbesar se-Indonesia."

Baca Juga: Jadi Istri Produser Kelas Kakap dan Hidup Serba Ada, Bunga Zainal Tak Malu Pamer Makan Pakai Tangan, Ternyata Banyak Manfaatnya Loh!

"Sehingga ketika mereka meminta saya untuk mendukung untuk menyerahkan surat. Ya saya serahkan karena mereka masyarakat saya," kata Ade ditemui terpisah usai berorasi di hadapan massa buruh.

"Dalam situasi seperti ini kita diminta memilih, kan?" imbuh Ade ketika ditanya mengenai konsekuensi mengikuti demo.

Dalam kesempatan tersebut, Ade juga mengapresiasi aksi unjuk rasa yang dilakukan para buruh.

Sebab, aksi tersebut dilakukan secara santun dan tidak menimbulkan kerusuhan.

Baca Juga: Sering Dikira Nama Pangung Gegara Kurang Korea, Jennie BLACKPINK Beberkan Alasan di Balik Pemilihan Namanya oleh Sang Ibu

Sementara itu melansir informasi dari WartakotaLive.com, Moeldoko buka suara tanggapi penolakan UU Cipta kerja.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan, Omnibus Law UU Cipta Kerja merupakan upaya pemerintah agar Indonesia terus mengikuti kompetisi global.

Selain itu Moeldoko juga menyebutkan bahwa UU Cipta Kerja akan mengubah wajah rakyat Indonesia menjadi bahagia karena memiliki harga diri dan bermartabat.

"Wajah baru Indonesia adalah wajah rakyat. Wajah bahagia di mana kita punya harga diri, punya martabat."

"Rakyat yang mempunyai daya saing, punya peluang dan karier, serta punya masa depan. Mau diajak bahagia saja kok susah amat," kata Moeldoko, Sabtu (17/10/2020).

(*)