Menurutnya, kebijakan lelang jabatan tidak menggambarkan langkah yang objektif, sehingga pengaruhnya pun bisa pada kinerja nantinya.
Ia pun mencontohkan kebijakan yang dilakukannya saat masih memimpin di DKI Jakarta.
"Otak lelang itu hanya buat yang pensiun yang kosong, saya tidak mau, saya maunya kocok ulang seperti di DKI," ujar Ahok.
"Waktu di DKI itu kan ada kalau enggak salah ada 10 ribu apa 11 ribu jabatan struktur kita pangkas tinggal 6 ribu. Semua dikocok ulang tuh, kita lantik ulang di Monas," jelasnya.
"Maksud saya harusnya begitu, baru kita bisa dapatkan yang terbaik dari yang terbaik," ia menambahkan.
Apalagi dikatakannya bahwa pada era sekarang ini semuanya sudah dibuat praktis yakni melalui online.
Sehingga menurutnya, mau tidak mau harus mengorbankan pekerja-pekerja yang sebelumnya menempati posisi tersebut.
"Perbankan nasional saja sudah banyak yang menghilangkan untuk diganti dengan sistem mesin aplikasi," kata Ahok.