Grid.ID - Demi menjaga penampilan, Irma Darmawangsa selalu merawat seluruh bagian tubuhnya.
Memasuki usia 36 tahun membuat Irma Darmawangsa ingin menghilangkan flek yang ada di wajahnya.
Adanya pandemi covid-19 membuat Irma Darmawangsa bersama kekasihnya Irfan Sbaztian tidak khawatir melakukan perawatan tersebut di klinik Dermapro yang belum lama ini buka.
Sebab klinik tersebut menjalani protokol kesehatan.
"Kita mau perawatan Lux Skin, kata dokter buat ngurangin flek, biar lembab, glowing. Sekarang Lux Skin karena bulan kemarin kita udah lakuin perawatan Derma Repair Cell," kata Irma kepada wartawan di klinik Dermapro kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, belum lama ini.
"Dan satu lagi, ini kantor barunya Dermapro nyaman banget, luas, bersih dan colorfull. Jadi betah," sambungnya.
Irfan pun tak malu lakukan perawatan bersama kekasihnya.
Ia menilai pria juga harus menjaga penampilan demi menunjang pekerjaan.
"Perawatan nggak cuma buat kaum wanita aja ya, buat laki-laki juga penting untuk merawat wajah, yang penting tidak mengubah apa yang sudah diciptakan," timpal Irfan.
"Aku suka kalau habis treatment di sini, wajah langsung glowing dan nggak kusam lagi. Apalagi ditambah infuse jadi makin sehat,” lanjutnya.
Kendati demikian, salah satu dokter di klinik Dermapro, dr. Evelyne Anggun, Dipl. AAAM menegaskan protokol kesehatan yang dilakukan di klinik Dermapro.
Baca Juga: Kompak Unggah Video Pemandangan Laut yang Persis Sama, Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati Liburan Bareng?
Dari menyiapkan tempat cuci tangan hingga selalu mengganti alas tempat praktek, menjadi hal yang melindungi pasiennya dari virus covid-19.
"Tentunya kita menetapkan protokol kesehatan ya, dari awal masuk kita harus cuci tangan dahulu, kemudian ada cairan disinfektan buat sepatu kita, kemudian ada yang ngukur suhu kita," kata dr. Evelyne.
"Untuk bed-nya sendiri kita ganti seprei-nya setiap satu pasien. Tenaga medis juga setiap ke sini dan ganti pasien bajunya juga diganti, pakai masker, face shield, sarung tangan dan penutup rambut. Sampai ke sepatu juga steril. Untuk ruangannya setiap ganti pasien pasti kita sinar uv, lalu dibersihin dengan cairan disinfektan,” lanjutnya.
Selain itu pasien juga diminta menyampaikan kondisi tubuhnya.
Serta membatasi jumlah pasien yang mengantre dengan lebih dahulu membuat pesanan.
"Lalu kita isi buku riwayat kita, apakah ada riwayat pergi nggak, ada riwayat pernah batuk nggak, ada riwayat kontak dengan pasien covid gak, semua protokol standar kesehatan kita terapkan," jelasnya.
“Kita juga hanya menerima pasien by appoitment, jadi dibatasi biar nggak ketemu orang banyak. Setiap harinya ada 3 sampai 4 dokter yang roling untuk praktek, dan satu dokter biasanya dalam satu hari hanya melayani sekitar 3 sampai 5 pasien saja,” paparnya.
Dari segi tempat juga disiapkan dengan konsep terbuka.
Dengan harapan banyaknya sinar matahari yang masuk untuk mencegah penyebaran virus covid-19.
"Di gedung yang baru ini lebih besar, ada 6 lantai, 9 ruangan treatment, ada ruangan managemen, ruang laundry, musolah dan ruangan yang lainnya. Lengkap pokoknya," katanya.
"Yang jelas sih lebih nyaman. Di klinik baru kita konsepnya lebih ke open space, jadi lebih clean, matahari juga bisa masuk, jadi di masa-masa kaya gini (pandemi) bisa mencegah untuk kuman atau virus bertumbuh," pungkasnya.
(*)