Sehingga kejadian tersebut tak perlu dilebih-lebihkan atau dihubungkan dengan hal-hal lain.
“Jadi jangan terlalu dihubungkan terlalu berlebihan kalau ular di keraton sudah biasa, apalagi masuk musim hujan iya bisa saja,” ujarnya.
Sementara itu, Bangsal Magangan sendiri dulunya dijadikan tempat untuk menyeleksi abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Namun, tempat tersebut sekarang digunakan untuk wisuda abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Tak hanya Romo Tirun, trainer yayasan Sioux Indonesia, Febrianto menjelaskan bahwa ular yang melingkar di umpak tersebut merupakan jenis ular Lycodon Capucinus.
“Namanya Lycodon Capucinus atau bahasa jawanya ular sowo emprit atau ular genting, ular cicak. Habitatnya berada di taman, sekitar hutan kering dan perumahan,” katanya, Kamis (22/10/2020).
Lebih lanjut, Febrianto mengatakan mangsa ular ini adalah cicak.
Dikenal sebagai hewan nokturnal, ular Lycodon Capucinus lebih sering berkeliaran di malam hari.
“Iya normal dan wajar (munculnya ular sowo emprit), ular tersebut tidak berbisa. Musim hujan seperti ini sebenarnya ya tidak ada hubungannya dengan kemunculan ular,” katanya.
“Yang penting jangan dibunuh, usir saja pakai sapu, sejatinya ular akan menghindar bila ketemu manusia. Atau bisa dikasih bau-bauan yang menyengat seperti karbol atau kamper,” ujarnya.