Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Beberapa waktu yang lalu, dunia maya tengah dihebohkan dengan beredarnya foto ular yang melingkar di umpak (penyangga pilar) Bangsal Magangan, Keraton Yogyakarta.
Ya, di sebuah umpak (penyangga pilar) Bangsal Magangan komplek Keraton Yogyakarta, ular yang tak diketahui jenisnya itu bikin heboh.
Menanggapi kehebohan masyarakat, salah satu kerabat Keraton, Raden Tumenggung (KRT) H. Jatiningrat atau yang akrab disapa Romo Tirun, angkat bicara.
Melansir dari Kompas.com Jumat (23/10/2020), Romo Tirun menjelaskan hal tersebut bukanlah hal yang janggal, apalagi berhubungan dengan mistis.
Sebab kejadian serupa acap kali terjadi di area Keraton Yogyakarta, terlebih di musim hujan seperti sekarang.
“Terus terang saja saya tidak tahu (mitosnya). Ular yang melingkar itu kan di bangsal magangan soko guru di sebelah utara barat pojok, melingkar di atas umpak."
"Warnanya ada bintik-bintik kekuningan, saya enggak tahu jenis ularnya, kalau melihat motifnya kayak beras utah kalau keris itu ada (motif beras wutah),” ujarnya, Rabu (21/10/2020).
Lebih lanjut, Romo Tirun mengucapkan di Keraton Yogyakarta akhir-akhir ini banyak ular kecil.
“Ular itu banyak di keraton, di tempat saya saja sering ada ular, tetapi kecil-kecil, kebetulan kejadian itu pada hari malam Jumat, pas peringatan Haul HB IX ya itu saja,” ujarnya.
Sehingga kejadian tersebut tak perlu dilebih-lebihkan atau dihubungkan dengan hal-hal lain.
“Jadi jangan terlalu dihubungkan terlalu berlebihan kalau ular di keraton sudah biasa, apalagi masuk musim hujan iya bisa saja,” ujarnya.
Sementara itu, Bangsal Magangan sendiri dulunya dijadikan tempat untuk menyeleksi abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Namun, tempat tersebut sekarang digunakan untuk wisuda abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Tak hanya Romo Tirun, trainer yayasan Sioux Indonesia, Febrianto menjelaskan bahwa ular yang melingkar di umpak tersebut merupakan jenis ular Lycodon Capucinus.
“Namanya Lycodon Capucinus atau bahasa jawanya ular sowo emprit atau ular genting, ular cicak. Habitatnya berada di taman, sekitar hutan kering dan perumahan,” katanya, Kamis (22/10/2020).
Lebih lanjut, Febrianto mengatakan mangsa ular ini adalah cicak.
Dikenal sebagai hewan nokturnal, ular Lycodon Capucinus lebih sering berkeliaran di malam hari.
“Iya normal dan wajar (munculnya ular sowo emprit), ular tersebut tidak berbisa. Musim hujan seperti ini sebenarnya ya tidak ada hubungannya dengan kemunculan ular,” katanya.
“Yang penting jangan dibunuh, usir saja pakai sapu, sejatinya ular akan menghindar bila ketemu manusia. Atau bisa dikasih bau-bauan yang menyengat seperti karbol atau kamper,” ujarnya.
Melansir dari Wartakota.com, kemunculan ular juga dikabarkan berkeliaran di pemukiman warga di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Anggota Rescue Charli Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel, Abdullah Syafei, membenarkan adanya ular sanca dengan panjang 4 meter di atas loteng rumah warga di Jalan Aria Putra Raya.
"Kurang lebih panjang empat meteran, jenis sanca kembang. Baru ganti kulit kayanya, mengkilap warnanya si waktu dievakuasi," kata Abdullah saat dikonfirmasi, Tangsel, Rabu (23/9/2020).
Menurut sang pemilik rumah, keberadaan ular sanca itu mulai disadari saat kepala sang reptil terlihat berada di loteng.
"Ular itu nyelip di loteng kamar mandi. Pas dia (pemilik rumah-red) mau mandi katanya keluar kepala ular di atapnya," jelas Abdullah.
(*)