"Contohnya Lucy, saya waktu itu hadir promosi film teman, saya diarahkan duduk di meja, di samping saya ada orang duduk, saya kira awalnya mungkin dia artis atau apa, 'saya tanya apa pekerjaanmu?' 'Saya mempelajari nucleus dari sel yang terdapat kanker,' saya langsung (terkejut), what?" ungkap Luc Besson.
Pembicaraan dengan ahli sains tersebut berlangsung dengan sangat menyenangkan.
"Saya selama 2 jam berbicara pada ahli sains ini, dan dia pintar, dia menjelaskan dengan simple dan baik, kita berbicara tentang intelejensi dan kanker, faktanya ada sel kanker yang menginfeksi itu kekal (abadi)," ungkap Luc Besson.
Hingga akhirnya, obrolan tersebut berubah menjadi sebuah ide dan imajinasi untuk membuat film Lucy.
"Dan ide datang di kepala saya, kenapa saya tidak membuat ini? Itulah awal mulanya Lucy dan itulah memerlukan waktu lebih 10 tahun sebelum film itu jadi, karena tentang intelejensi, bertemu profesor, Lucy sangat teknikal, mahal," ungkap Luc Besson.
Sel kanker yang abadi tersebut menggambarkan Lucy yang keberadaannya selalu kekal dengan berubah wujud menjadi sebuah flashdisk.
"Yang menarik yang mana definisi dia jadi kekal," tutup Luc Besson.
(*)