“Sekarang sudah pulang lagi ke rumah, lukanya mengalami jahitan,” katanya.
Tak hanya Deden, warga bernama Soleh (70) di Dusun Dusun Cisaar Rt 10 Desa Kertahayu Pamarican rumahnya dikabarkan roboh setelah gempa 5,9 M mengguncang.
Lebih lanjut melansir informasi dari Kompas.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan adanya informasi tersebut.
Pagi ini pusat gempa bumi disebutkan terjadi tepatnya di koordinat 107,87° BT dan 8,32° LS (90 km baratdaya Pangandaran, Jawa Barat) dengan magnitudo M 5,9 pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan data BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan ke sejumlah wilayah.
Diantaranya Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI.
Di Cilacap, Kuningan Garut, dengan intensitas III MMI, serta di Kabupaten Bandung, Banyumas, Kutoarjo, Kebumen, Banjarnegara, Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Bandung dengan intensitas II-III MMI.
Baca Juga: Sunda Megathrust, Ancaman Bagi Jakarta yang Berpotensi Sebabkan Gempa Hingga 8 SR
beruntungnya, gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut.
“kami masih mendata kemungkinan adanya kejadian lain dampak dari gempa Pangandaran tadi pagi,” ujar Baehaki.
Menyusul adanya dampak gempa Pangandaran di dua lokasi tersebut, unsur TNI dari Koramil Pamarican, personil Polsek Pamarican, Tagana, aparat desa dan warga bergotong royong membersihkan puing-puing pasca gempa
(*)