Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Baru-baru ini bunga bangkai ditemukan tumbuh dan mekar di pekarangan SD Negeri Panularan 06 Solo, Jawa Tengah.
Ya, bunga bangkai suweg yang tumbuh di pekarangan SD itu disebutkan berasal dari marga amorphophallus atau umbi-umbian.
Tak menduga tak mengira, Suciati Zulaicha (29) selaku penjaga sekolah mengaku terkejut menyaksikan bunga bangkai tersebut mekar.
Sejak pertama kali muncul di pekarangan sekolah, Suciati mulanya tak mengetahui bahwa tumbuhan tersebut merupakan bunga bangkai.
Baca Juga: Ada Bunga Rafflesia di Google Doodle Hari Ini, Kenapa ya ?
"Semingguan ini saya perhatikan mekarnya baru kemarin sore (Minggu). Kalau bunga itu tumbuh sudah sekitar dua minggu," ujarnya saat ditemui Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/10/2020).
Tak menduga tumbuhan itu merupakan bunga bangkai, Suciati mengaku bahwa bunga tersebut mulanya tidak mengeluarkan bau.
Namun, setelah mekar dan tumbuh besar, bunga tersebut lambat laun mengeluarkan aroma tidak sedap seperti bangkai hingga dihinggapi lalat.
Sejak mengeluarkan bau tak sedap, Suciati justru curiga ada bangkai tikus yang mati di lokasi sekitar.
"Saya penasaran dengan bau itu. Kalau bau bangkai tikus saya cari sekitarnya kok tidak ada. Setelah saya cek baunya berasal dari bunga itu," tutur dia.
"Baunya tercium sampai radius dua meteran. Habis hujan itu baunya keluar," sambungnya.
Menurut Suciati taman sekolah yang ditumbuhi bunga bangai suweg itu belum lama di buat.
Taman sekolah itu diakui baru diadakan setelah lomba Adiwiyata.
Baca Juga: Vanessa Angel Berharap Bisa Kembali Syuting Demi Bantu Perekonomian Keluarga
Suciati tak menampik apabila taman tersebut sempat ditanam pohon suweg, namun menurutnya tumbuhan tersebut telah lama mati.
"Pohon suwegnya itu sudah lama mati. Sudah tidak dirawat tahu-tahu muncul bunga itu," ujar dia.
Lebih lanjut,salah satu guru SD Negeri Panularan 06 Solo, Diyah Patga Pramusinta mengatakan apabila taman sekolah itu dibuat sekitar Desember 2019 untuk lomba Adiwiyata.
Ibu guru kelas IB itu juga membenarkan bahwa pohon suweg yang ditanam di pekarangan sekolah telah lama mati.
"Kita mau lombaadiwiyata. Setiap kelas diminta sumbangsih kepada sekolahan. Kelas IB membuat taman," ujarnya.
"Habis itu pohon suweg-nya mati. Hari Rabu atau Kamis saya melihat bunga itu belum tumbuh mekar. Padahal saya di kampung juga ada tapi tidak tidak sampai lihat seperti ini," sambungnya.
Ya, menganggap bunga suweg telah mati, Dyah mengaku kaget saat mendapati bunga tersebut justru mekar.
"Kaget juga. Karena sesuatu yang tidak disengaja," kata dia.
Kepala Seksi Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Solo, Didik Suprihanto mengatakan, bungai bangkai suweg tersebut merupakan bagian dari keluarga umbi-umbian.
"Ini tingginya sekitar 20 sentimeter dan lebarnya 15 sentimeter," kata Didik.
"Sekilas memang baunya amis, agak kebangkai-bangkaian. Namun tidak begitu menyengat untuk hari ini. Ini ikut famili talas-talasan," tutur dia.
Dia menambahkan, siklus hidup antara bunga bangkai yang asli (raflesia) dengan ini (bunga bangkai suweg) berbeda.
"Kalau talas ini siklus hidupnya ada vegetatif dan generatifnya. Ini pada posisi generatif. Artinya hanya berbunga tapi tidak kelihatan daun dan batangnya," imbuh Didik.
Sementara itu melansir informasi lebih lanjut dari Sosok.ID yang dikutip dari TribunJateng.com, informasi serupa pernah terjadi di Jalan Lesanpura, Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Penasaran dengan bau busuk yang menyengat, Imanudin menemukan bunga bangkai bangkai jenis Amorphophallus peniifolius pada Senin (11/11/2019).
"Sore saya mencium bau bangkai, terus juga banyak lalat. Lalu saya mencari hingga akhirnya menemukan bunga bangkai ini, banyak banget lalatnya, lalat hijau," ujarnya.
Tak menyangka bisa menemukan tiga bunga bangkai mekar di rumahnya, Imanudin lantas mengabadikan bunga tersebut setelah menemukannya.
"Tinggi bungai bangkai 50 cm, dengan tinggi mahkota 25 cm dan diameter 60 cm," terangnya.
"Berdasarkan informasi yang memahami tanaman, bunga ini termasuk talas-talasan," jelasnya.
(*)