Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Lama tak muncul di layar kaca, ternyata Cornelia Agatha menderita penyakit langka.
Ia pun mengaku beratnya meroket tajam setelah konsumsi obat yang satu ini.
Mengutip laman Sajian Sedap, wajah wanita berusia 47 tahun ini memang sudah jarang terlihat di televisi.
Kemunculannya dalam film 'Si Doel Anak Sekolah' sempat membuat publik kaget.
Baca Juga: Cornelia Agatha Ngaku Minder Jika Foto Berdua Bareng Maudy Koesnadi: Dia Cantik Banget!
Pasalnya, wanita yang terkenal dengan perannya sebagai Sarah ini tampak lebih berisi.
Saat ditanya soal perubahan tubuhnya, Lia langsung menjawab bukan makanan yang jadi penyebabnya.
Melainkan, menderita sebuah penyakit langka.
Selain makanan, warganet mengira kalau kenaikan bobot tubuh Lia dikarenakan pertambahan usia.
Ia memang telah menginjak umur 45 tahun, belum lagi Lia sudah dikaruniai anak kembar.
Namun, Lia juga membantah tudingan tersebut.
Lia menyebutkan kalau penyebab berat badannya naik adalah radang sendi.
"Radang sendi, nih liat deh, jari gue bengkok-bengkok, bengkak kan," katanya.
Wanita berdarah Belanda-Manado ini bahkan mengaku bahwa dirinya sudah mengidap radang sendi sejak 15 tahun yang lalu.
Baca Juga: Cornelia Agatha Terharu Ingat Perjalanan Awal Si Doel Hingga Akhir Kisah Cintanya
Penyakit yang juga disebut artritis ini merupakan suatu kondisi di mana terjadi peradangan dalam satu atau beberapa sendi.
Gejalanya bisa dilihat dari jari yang bengkak, kemerahan, dan sensasi hangat pada sendi yang dirasa oleh penderitanya.
Lia juga bercerita sejak melahirkan anak kembarnya, ia semakin sering berobat.
Akibat obat radang sendi yang dikonsumsinya, berat badannya pun langsung naik.
Baca Juga: Film Akhir Kisah Cinta Si Doel Ditutup dengan Manis dan Mengharukan
Ternyata wanita jauh lebih rentan mengalami masalah kesehatan ini.
Dilansir Grid.ID dari laman Grid Health, artritis atau biasa disebut nyeri sendi menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang sering dialami hampir masyarakat di seluruh dunia.
Saat mengalami nyeri sendi, tak sedikit penderitanya akan merasa tersiksa.
Sebab, ini biasanya ditandai dengan munculnya gejala-gejala seperti sendi terasa sakit, kaku, bengkak, yang mengakibatkan tubuh menjadi sulit untuk bergerak.
Baca Juga: Curhat Zaenab 27 Tahun Mencintai Doel hingga Akui Sempat Menganggap Sarah sebagai Kakak
Artritis cenderung mempengaruhi persendian yang berbeda pada wanita dibandingkan pria.
Pada wanita, artritis biasanya akan menyerang tangan dan lutut mereka.
Hal ini dikarenakan tendon wanita lebih elastis dan bergerak lebih banyak, terlebih untuk mengakomodasi kelahiran sehingga rentan terhadap cedera.
Pinggul wanita yang lebih luas juga mempengaruhi keselarasan lutut dengan cara yang membuat mereka lebih rentan terhadap jenis cedera tertentu.
Baca Juga: Akui Sedih Saat Sapa Penggemar di Depok, Cornelia Agatha: Cinta Saya ke Doel Akan Disimpan Selamanya
Selain itu, hormon pada wanita juga mempengaruhi kerentanan nyeri sendi.
Perlu diketahui bahwa wanita memiliki hormon estrogen yang akan berkurang saat memasuki masa menoupause.
Seiring dengan penurunan level itu, peradangan akan meningkat sehingga mereka kerap mengalami artritis setelah berusia lebih dari 40 tahun.
Yang membuat radang sendi semakin rentan juga adalah berat badan berlebih alias obesitas yang sering terjadi pada wanita.
Diketahui saat obesitas terjadi, maka tekanan pada lutut akan semakin besar sehingga meningkatkan risiko artritis.
Keluarga memiliki riwayat radang sendi juga dapat meningkatkan risiko nyeri sendi pada usia yang sama dan pada persendian yang sama.
Selain artritis, wanita juga ternyata lebih rentan terkena Rheumatoid Arthritis (RA), yakni peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri.
Jenis radang sendi ini menimbulkan keluhan bengkak dan nyeri sendi, serta sendi terasa kaku.
Rheumatoid ini dipengaruhi oleh estrogen yang ada pada wanita, karena hormon tersebut berpengaruh pada kondisi autoimun.
(*)