Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Nasi sudah menjadi makanan pokok banyak orang.
Bahkan, ada yang menganggap belum makan, jika belum menelan nasi walaupun sudah makan beragam jenis.
Sebelum memakannya, kita harus memperhatikan kelayakan nasi yang akan kita makan.
Nasi punya karbohidrat tinggi sebagai sumber energi untuk beraktivitas.
Namun, nasi dengan kondisi tertentu dilarang keras untuk dimakan.
Karena dampak buruknya sangat berbahaya untuk tubuh dan bisa jadi sumber penyakit.
Dilansir Grid.ID dari laman Serambinews, ada empat ciri-ciri nasi yang sudah tidak baik untuk dikonsumsi.
1. Lembek dan berair
Nasi yang disimpan terlalu lama akan menjadi basi.
Nasi basi memiliki kandungan air yang lebih lama, sehingga akan terlihat lembek dan berair.
Jika menemukan tanda-tanda seperti ini, nasi sebaiknya dibuang saja untuk menghindari jamur atau bakteri yang tumbuh pada nasi.
2. Berwarna kekuningan
Jika warna nasi sudah berubah menjadi kekuningan, itu artinya nasi sudah terlalu lama disimpan.
Sebaiknya nasi yang sudah berubah warna kekuningan ini tidak dikonsumsi lagi.
Terkadang, bisa juga kita dapati adanya bercak-bercak jamur pada nasi, loh.
3. Beraroma tak sedap
Nasi yang menunjukkan tekstur lembek dan berair, biasanya juga mengeluarkan bau tak sedap.
Hal ini terjadi karena menyimpan nasi di tempat yang tidak tepat, sehingga bakteri mudah masuk.
4. Bertekstur keras dan kering
Penelitian membuktikan bahwa nasi yang disimpan di kulkas atau yang sudah dingin memiliki kadar kalori yang rendah dan lebih awet.
Namun, kita tetap perlu memperhatikan teksturnya.
Jika tekstur nasi sudah begitu keras dan kering seperti kerak, sebaiknya nasi tersebut tidak dikonsumsi lagi.
Lebih lanjut, ternyata ada cara memasak nasi yang lebih sehat dan jadi rendah kalori.
Mengutip dari Washington Post via Kompas.com, caranya adalah dengan memasak nasi putih di panci seperti biasa.
Baca Juga: Ini Tantangan Terbesar Tenaga Kesehatan dalam Menurunkan Angka Stunting di Indonesia
Namun, sebelum memasukkan beras, masukkan dulu minyak kelapa sebanyak 3 persen dari berat beras ketika air mendidih.
"Setelah matang, kita biarkan (nasi) menjadi dingin di kulkas selama 12 jam di dalam kulkas," ujar Sudhair James ketika mempresentasikan temuan awalnya di National Meeting & Exposition of the American Chemical Society (ACS) tahun 2015.
Rahasianya bisa dijelaskan oleh ilmu kimia.
Pati rupanya berbeda-beda macamnya.
Baca Juga: Dihindari Karena Rasanya Pahit, Faktanya Pare Punya 7 Manfaat untuk Bumil, Nomor 4 Paling Penting!
Ada pati yang rupanya hanya butuh sedikit waktu untuk dicerna, diubah menjadi glukosa dan akhirnya menjadi glikogen yang menumpuk sebagai lemak perut jika tidak dibakar.
Ini disebut pati cepat cerna atau digestible starch.
Sebaliknya, ada yang namanya pati tahan cerna atau resistant starch.
Pati jenis ini butuh waktu lama untuk diproses oleh tubuh dan tidak bisa diubah menjadi glukosa atau glikogen.
Alhasil, makanan yang banyak mengandung pati tahan cerna memiliki kalori yang lebih rendah.
Nah, cara memasak suatu makanan rupanya bisa mengubah jenis pati di dalam makanan.
Pati tahan cerna di dalamnya berubah menjadi pati cepat cerna ketika dimasak.
Hal serupa juga terjadi pada sayur-sayuran, seperti kacang polong dan ubi.
Untuk nasi, tim peneliti yang menguji delapan resep dan 38 jenis beras di Sri Lanka menemukan bahwa menambahkan sejenis lemak sebelum memasak nasi, serta langsung mendinginkannya begitu matang, bisa mengubah pati di dalamnya secara drastis.
James mengatakan, minyak berinteraksi dengan pati dalam nasi dan mengubahnya.
Mendinginkan nasi dapat membantu memulai perubahan pati.
"Hasilnya adalah sajian yang lebih sehat, bahkan ketika dihangatkan kembali," jelasnya.
(*)