Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Berbagai rutinitas, tekanan pekerjaan, dan kondisi pandemi yang belum surut bisa berdampak pada kesehatan mental, termasuk rasa stres.
Perlu diketahui, stres merupakan respon natural tubuh untuk melawan bahaya.
Ketika dalam keadaan terdesak atau tertekan, tubuh akan melakukan sekresi hormon tertentu sebagai bentuk konfrontasi terhadap 'bahaya' tersebut.
Mengutip laman Grid Health, ternyata semakin tinggi level tekanan yang dirasa, semakin banyak tubuh akan memproduksi kortisol, adrenalin, dan nonadrenalin.
Baca Juga: Tak Hanya Sembuhkan Batuk dan Radang, Madu Juga Punya Khasiat Menakjubkan untuk Wajah
Efek samping dari stres yang bisa juga dilihat sebagai gejala bahwa kita sedang berada dalam kondisi tertekan yang kemudian memberi perubahan baik pada fisik, emosi, maupun perilaku.
Secara fisik contohnya, detak jantung bertambah cepat.
Biasanya perubahan emosional juga terlihat, seperti marah, sedih, susah berkonsentrasi, mudah tersinggung, cemas, depresi, sering merasa insecure, lelah terus menerus, bahkan jadi mudah lupa.
Di samping itu, perubahan perilaku yang mudah diamati antara lain perubahan pada pola dan nafsu makan, lebih sering menangis, merokok lebih banyak, dan lain-lain.
Kondisi pikiran yang kusut ini membuat tubuh menjadi kaku, sehingga timbul rasa pegal dan nyeri.
Akan tetapi, ada fakta menarik lainnya tentang stres.
Ternyata stres tidak selalu memicu hal buruk, loh.
Adakalanya, stres justru mendatangkan hal positif untuk diri kita.
Agar tak semakin penasaran, simaklah 4 jenis manfaat stres seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com ini:
1. Meningkatkan fungsi kognitif
Rasa gugup dan panik yang muncul karena stres sedang juga bisa meningkatkan kinerja otak.
Pasalnya, stres bisa memperkuat hubungan antara neuron di otak, meningkatkan daya ingat dan rentang perhatian, serta membantu meningkatkan produktivitas.
2. Mencegah infeksi
Dalam jumlah yang wajar, hormon stres akan membantu melindungi dari infeksi.
Stres sedang merangsang produksi bahan kimia yang disebut interleukin dan memberi dorongan dengan cepat pada sistem kekebalan untuk melindungi dari penyakit.
3. Memberi energi
Menurut psikolog Deborah Serani, stres jangka pendek dapat meningkatkan energi.
Serani juga mengatakan, stres juga bisa memberikan motivasi, mempertajam indera, dan membantu pemecahan masalah.
"Stres yang baik sebenarnya menciptakan jalur saraf baru dan merangsang endorfin yang sehat," ucap Serani.
4. Membantu perkembangan janin
Bagi ibu hamil, stres kronis memang bisa berdampak negatif bagi ibu dan bayi.
Meski demikian, stres dalam batasan wajar juga bisa memberi sisi positif.
Hal ini telah dibuktikan oleh riset dari Johns Hopkins 2006.
Riset tersebut meneliti 137 wanita yang sedang berada di trimester dua masa kehamilan.
Penelitiaan tersebut membuktikan bahwa bayi yang lahir dari wanita yang mengalami stres ringan di masa kehamilan memiliki keterampilan perkembangan awal yang lebih baik pada usia 2 tahun.
Hal itu dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak mengalami stres ringan.
(*)