Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Baru-baru ini aksi pendakian gunung kembali menyedot perhatian pubik.
Bermula dari pendaki wanita yang mengalami gejala acute mountain sickness (AMS).
Tujuh anggota lain yang melakukan pendakian di Gunung Slamat akhirnya diberikan sanksi.
Melansir informasi dari Kompas.com Senin (2/11/2020), tim pedaki yang hendak melewati jalur Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah itu dikabarkan mengalami kendala saat hendak mendaki.
Salah satu anggota timnya dikabarkan mengalami gejala AMS dan harus dievakuasi pada Jumat (30/10/2020) malam.
Survivor bernama Elsa Qurratul Aini (19), warga Banyumas, tersebut dikabarkan mengalami gejala AMS saat berada di pos dua.
Setelah dilakukan verifikasi, akhirnya petugas tim SAR melakukan penjemputan dan evakuasi.
Baca Juga: Ogah Rawat Anak Tirinya, Istri di Solok Ditemukan Tewas Secara Tragis di Tangan sang Suami
"Tim SAR berangkat menuju pos dua pukul 19.00 WIB dan berhasil mengevakuasi survivor menggunakan tandu. Tim sampai di basecamp sekitar pukul 23.30 WIB," terangnya.
Sesampainya di camp induk, survivor tersebut akhirnya mendapat penanganan dan kondisinya berangsur membaik.
Meskipun survivor tersebut selamat, namun ada hal yang dinilai tidak lazim dan tak seharusnya hal itu terjadi.
"Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satu pun yang mendampingi tim SAR ke basecamp," ujarnya.
Ya, satu-satunya surviver wanita dalam tim tersebut justru ditinggalkan dan tak mendapat pendampingan dari tim setelah dievakuasi.
Saat Elsa Qurratul Aini membutuhkan penanganan, tim dan anggotanya justru melanjutkan pendakian.
Mengetahui hal tersebut, Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, membenarkan adanya kaejadian tersebut.
Lebih lanjut, Saiful Amri mengaku sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut.
Sebab, di dalam tata tertib pendakian tertulis bahwa dilarang meninggalkan rekan pendakian dalam keadaan apa pun.
"Kebersamaan lebih utama dibanding ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama," tegasnya.
"Iya itu hal yang tidak terpuji, kami berikan sanksi sosial. Kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera," pungkasnya.
Ya, sesampainya di camp induk, tujuh anggota survor lain akhirnya disidang dan diberikan saksi tegas oleh petugas.
Melansir informasi dari Tribuntrevel.com, aktivitas mendaki gunung seringkali dijadikan hobi yang rutin dilakukan oleh sebagian orang.
Namun taukah kalian, apa itu gejala atau penyakit Acute Mountain Sickness atau biasa disebut AMS.
Ya, AMS biasanya dikenal dengan penyakit ketinggian yang biasanya menyerang para pendaki gunung saat menuju puncak.
Menurut, Mountain Guide di Indonesia Expeditions, Rahman Muchlis AMS biasanya disebebkan dari berbagai faktor.
"Hal-hal yang bisa menyebabkan pendaki terkena penyakit ini adalah daya tahan tubuh pendaki terhadap perbedaan ketinggian dan kecepatan pendakian yang tidak teratur," ujar Rahman.
Baca Juga: Bicarakan Kemungkinan Dibukanya Seleksi CPNS 2021, Menpan RB: Masih Ada Formasi Kosong
Di mana gejala yang akan muncul biasanya berupa sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, sesak nafas, tidur terganggu, dan lain sebagainya.
Dan biasanya, solusi untuk mengatasi hal ini adalah pendaki harus tetap sadar dan tetap melakukan aktivitas ringan.
(*)