"Gue jatuh cinta sama musik itu di desa ini, ketika gue kena lightning-nya musik itu kelas 4 SD itu gue dengerin Queen di desa ini, kakak gue yang bawa," jawab mantan pentolan band Dewa itu.
Menuju pertanyaan yang lebih pribadi, Raditya Dika merasa penasaran dengan keseharian Ari Lasso di Desa Saradan itu.
"Jadi ceritanya dari rumah ke sini (sekolah) apa? Jalan kaki kah atau?" tanyanya.
"Sepanjang empat tahun gue sekolah di sini gue selalu jalan kaki," jawab Ari Lasso.
Karena masih penasaran untuk mengulik tempat-tempat masa kecilnya, Ari Lasso pun meminta Raditya Dika untuk menelusuri jalan menuju rumahnya.
Saat menelusuri jalanan menuju rumahnya, Ari Lasso juga mengaku takjub dengan teknologi yang ditampilkan Raditya Dika itu sembari menginstruksikan arah.
"Lurus terus, Dit. Abis itu ada jembatan besi yang bawahnya rel kereta api antara Surabaya - Jakarta lewat sini," jelasnya.
Setelah melewati jembatan, Ari Lasso pun menunjukkan kantor dinas sang ayah yang dulu menjadi Kepala Perhutani di Saradan meski kini tampak usang dan sepi.
"Bokap gue kepala kantor di sini," kata Ari Lasso menunjuk sebuah kantor sederhana yang sepi.
Ia pun semakin antusias untuk menunjukkan rumah dinas ayahnya semasa kecil yang tak jauh dari kantor tersebut.