Grid.ID – Pandemi Covid-19 membuat banyak orang putar otak demi bisa menikmati sensasi jalan-jalan tanpa keluar rumah.
Inilah yang dilakukan oleh komika Raditya Dika dengan menggandeng penyanyi kondang Ari Lasso beberapa waktu lalu.
Lewat sebuah obrolan video call, Raditya Dika mengajak Ari Lasso untuk napak tilas kampung halamannya dengan fitur Google Earth.
Dilansir YouTube Raditya Dika pada 30 April 2020, Ari Lasso sangat terkesima saat Raditya Dika menunjukkan satu per satu sekolah masa kecilnya.
Vlog itu diawali dengan kisah masa kanak-kanak Ari Lasso di sebuah desa di Madiun, Jawa Timur.
Namun, sebelum memasuki kisah pertama, Raditya Dika mengungkapkan konsep interviewnya dengan menelusuri tempat-tempat yang bersejarah bagi Ari Lasso.
"Jadi Mas Ari, aku itu udah segitu lamanya di rumah, nggak tahu mau ngapain, akhirnya salah satu hal yang suka aku lakukan adalah di depan komputer, itu jalan-jalan pake Google Earth," ungkap Raditya Dika.
"Jadi hari ini kita akan ngelihat sekolah-sekolahnya Mas Ari Lasso karena tadi aku WA duluan tuh, nama sekolahnya apa aja, kita akan lihat. Yang pertama SDN Sugihwaras 01, betul?" lanjutnya.
Setelah menemukan gedung sekolah yang dimaksud, Ari Lasso pun sangat antusias menceritakan masa kecilnya di Saradan, Madiun.
Namun, ada hal yang berbeda dari bangunan sekolah tersebut sebab Raditya Dika hanya menemukan plang SDN Sugihwaras 05.
"Jadi letter U yang kiri SDN Sugihwaras 01 dan yang kanan SDN Sugihwaras 05, seinget gue begitu. Apakah kemudian terjadi merger atau gimana gue nggak tahu ya," kenang Ari Lasso.
"Hahaha ada merger. Ada nostalgia-nostalgia gitu nggak sih?" tanya Raditya Dika.
Ari Lasso pun dengan senang hati menceritakan kisah masa sekolahnya di sebuah desa yang terbilang terpencil itu.
"Ya parah lah, Dit. Di sekolah inilah 40 persen sampe 50 persen muridnya belum bersepatu," kata Ari Lasso mengawali ceritanya.
"Gue lahir tahun 73, sekolah di sini dari kelas 1 sampe kelas 4, itu Saradan dan Mangunrejo itu desa gue bukanlah sebuah desa dan kecamatan yang makmur sekali, bukan," lanjutnya.
Saat ditanyai lebih lanjut minat bermusik, Ari Lasso mengaku jatuh cinta dengan musik di SD tersebut.
"Gue jatuh cinta sama musik itu di desa ini, ketika gue kena lightning-nya musik itu kelas 4 SD itu gue dengerin Queen di desa ini, kakak gue yang bawa," jawab mantan pentolan band Dewa itu.
Menuju pertanyaan yang lebih pribadi, Raditya Dika merasa penasaran dengan keseharian Ari Lasso di Desa Saradan itu.
"Jadi ceritanya dari rumah ke sini (sekolah) apa? Jalan kaki kah atau?" tanyanya.
"Sepanjang empat tahun gue sekolah di sini gue selalu jalan kaki," jawab Ari Lasso.
Karena masih penasaran untuk mengulik tempat-tempat masa kecilnya, Ari Lasso pun meminta Raditya Dika untuk menelusuri jalan menuju rumahnya.
Saat menelusuri jalanan menuju rumahnya, Ari Lasso juga mengaku takjub dengan teknologi yang ditampilkan Raditya Dika itu sembari menginstruksikan arah.
"Lurus terus, Dit. Abis itu ada jembatan besi yang bawahnya rel kereta api antara Surabaya - Jakarta lewat sini," jelasnya.
Setelah melewati jembatan, Ari Lasso pun menunjukkan kantor dinas sang ayah yang dulu menjadi Kepala Perhutani di Saradan meski kini tampak usang dan sepi.
"Bokap gue kepala kantor di sini," kata Ari Lasso menunjuk sebuah kantor sederhana yang sepi.
Ia pun semakin antusias untuk menunjukkan rumah dinas ayahnya semasa kecil yang tak jauh dari kantor tersebut.
"Ke kiri, Dit. Itu komplek perumahan Perhutani. Gila gue excited banget, gue ampe teriak-teriak nih," teriaknya.
Setelah menemukan rumah masa kecilnya, Ari Lasso makin terkesima.
"Oh My God. Radit! Ini Dit rumah gue! Ya Tuhan, keajaiban apa ini?" ujar Ari Lasso, tak menyangka.
"Raditya Dika, di sinilah gue main kelereng, di sinilah gue main congklak," jelasnya kemudian.
"Jadi gini, ini adalah sebuah desa di mana salah satu penghasil kayu jati terbaik di dunia dan Indonesia. Dan bokap gue kebetulan bekerja sebagai kepalanya," jelas Ari Lasso.
Saat melihat gedung TK di depan rumahnya, Ari Lasso kembali terkesima.
"Itu TK gue, Dit. Itu TK gue! Itu, Dit. Ada ayam dua!" ucapnya yang justru salah fokus dengan ayam di jalanan itu.
Rupanya bukan tanpa sebab, Ari Lasso pernah mempunyai kenangan dengan seekor ayam.
"Gue dulu pernah ngerasa berdosa dan dihantui rasa bersalah selama 3 malam, mungkin lebih," kisahnya.
"Tau ketapel kan? Gue adalah penembak dan pemain ketapel yang ulung gitu. Pelempar karet yang ulung. Di suatu sore gue iseng-iseng ngetapel ayam dan gue yakin akan kena. Dan kena kepalanya lho, Dit. Dia kaya teler gitu sampe kepleh-kepleh gitu terus ayamnya mati. Trus satu desa heboh. 'Ayam saya mati'," kata Ari Lasso mengungkap kenakalannya.
"Ya Allah. Dicari dong, pelakunya dong? Ini siapa nih?" respon Raditya Dika.
"Iya dan itu saya. Untuk siapapun pemilik ayam itu, itu aku pelakunya," kata Ari Lasso sembari meminta maaf.
"Waktu itu sempet nggak ngaku ya? Takut kalik?" tanya Raditya Dika lagi.
"Itu tidak menuduh aku, karena ngga mungkin lah anak sekecil aku bisa sanggup membunuh ayam, gitu kan," kata Ari Lasso diiringi tawa dari Raditya Dika.
"Aku sedih, Dit. Cheers! to my childhood memory!" ujar Ari Lasso menutup kenangannya di Desa Saradan.
Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Pakai Google Earth, Raditya Dika Telusuri Kisah Masa Kecil Ari Lasso,Pernah Hebohkan Desa karena Ini
(*)