Perencana finansial dari Equitable Advisors, seperti dikutip dari laman Money.com menulis, di masa pandemi paling pertama harus dilakukan adalah mengevaluasi situasi keuangan terkini.
Misalnya saja, berapa besar pemotongan gaji berdampak pada tingkat pendapatan. Setelah itu, memiliki misi “back to basic” dalam hal pengeluaran.
Artinya, pengeluaran dasar yang berhubungan dengan kebutuhan harus dijadikan prioritas agar tidak ada perasaan kewalahan mengatur keuangan. Menentukan prioritas menjadi penting untuk dilakukan.
“Pilih apa yang penting buat buat keluarga. Misal, membeli mobil atau jalan-jalan jelas bukan prioritas. Jadi jangan keluarkan uang untuk itu. Tabung,” tulisnya.
Perlu diingat, tujuan utama dari adaptasi keuangan ini adalah jangan sampai besar pasak daripada tiang.
2. Punya dana darurat
Meskipun kamu memiliki penghasilan tetap, dana darurat ini penting untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Mengutip dari Kompas.com (10/10/2019), dana darurat tetap dapat ditabung oleh siapa saja, termasuk yang nominal gajinya tidak besar.
Besaran ideal yang disarankan adalah jumlah gaji selama tiga bulan berturut-turut. Namun, jika tidak sanggup sebaiknya menetapkan target yang memotivasi dengan menentukan persentase dana cadangan dari gaji.
Misalnya seperti ini, tetapkan setiap bulan yang penting ada 10 persen dari gaji bulanan yang ditabung sebagai dana darurat. Cara tersebut lebih realistis dan tidak membebani.
Menabungnya pun sebaiknya di rekening yang terpisah sehingga tidak tercampur dan berisiko terpakai untuk transaksi rutin bulanan.