Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang biasanya muncul setelah kandungan menginjak usia 20 minggu.
Pada beberapa kasus, preeklamsia juga bisa terjadi di akhir kehamilan, atau tepat setelah ibu hamil melahirkan.
Tingkat keparahan preeklamsia pada ibu hamil bisa bervariasi, antara ringan sampai berat.
Beberapa artis Tanah air tercatat pernah mengalami preeklamsia, antara lain:
Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, Ini 10 Fakta Menarik Telinga Manusia, Tidak Akan Berhenti Tumbuh Seumur Hidup
1. Tya Ariestya
Diwartakan Nakita (13/4/2019), saat kehamilan kedunya, Tya mengalami preeklamsia.
Hal itu memungkinkan Tya melahirkan lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.
Tya mengungkapkan rencana awal tanggal kelahiran yang sebenarnya.
"Prediksi bulan Mei awal untuk caesar, cuma kalau HPL nya itu 14 Mei ya. Yang terbaiknya aja sih buat aku," ungkap Tya di Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (12/4/2019).
"Sebenarnya kan kehamilan ini aku dideteksi preeklampsia, itu penyakit yang timbul di kala ibu sedang hamil dan enggak bisa diprediksi. Satu-satunya jalan harus dilahirkan pada saat itu juga," lanjutnya.
2. Astrid Tiar
Astrid Tiar sempat angkat bicara seputar kelahiran putrinya, Dialusita Anabel Esteressa Tiorina Situmorang.
Diwartakan laman Tribun Seleb (7/5/2013), Astrid mengaku sempat mengalami preeklamsia.
Lebih menyedihkan, Astrid mengalami kebocoran ginjal sehingga protein yang masuk ke tubuhnya tak sampai ke sang jabang bayi, melainkan hilang bersama urine.
Baca Juga: Bukan Cuma Bau Mulut, Ini Sederet Bahaya Kalau Nekat Sikat Gigi Sekali Sehari, Bikin Ngeri!
"Sempat keracunan waktu kehamilan karena tensi tinggi. Normalnya 120 mm/Hg, tapi selama hamil empat bulan malah 140 sampai 145 mm/Hg. Dokter sudah wanti-wanti harus tenang, karena tensi tinggi ginjal bocor. Ginjal kerja cuma satu, protein enggak ke bayi, tapi keluar itu lewat urine," kata Astrid di studio Hanggar Teras, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2013).
3. Winda Viska
Winda harus melahirkan secara prematur saat usia kandungannya masih delapan bulan di RSIA Kemang Medical Care, Ampera Raya, Jakarta Selatan.
Diberitakan laman Tribun Jabar (13/10/2017), Proses bersalin tersebut harus dilalui Winda lantaran ia mengidap kelainan preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan kelebihan kadar protein dalam urin (proteinuria).
Kondisi inilah yang mengharuskan Winda sesegera mungkin melahirkan janin yang ada di kandungannya.
Baca Juga: Mulailah dari Hal-hal Kecil ini, Kamu Akan Rasakan Dampak Luar Biasa di Tahun 2021 Nanti!
Jika tidak, ibu dan sang anak akan terancam nyawanya.
"Saya lemas banget dan harus mendengarkan kata dokter, walaupun siapa sih yang enggak mau lahir normal. Itu kan di luar kontrol kami, dan harus saya hadapi," ujarnya saat jumpa pers d RSIA Kemang Medical Care, Kamis (12/10/17).
Winda menjelaskan bahwa gejala preeklamsia yang dideritanya terjadi sejak usia kandungan berumur tujuh bulan.
Dilansir Grid.ID dari Mayo Clinic via Kompas.com, kondisi preeklamsia yang tidak ditangani dampaknya bagi ibu maupun janin di dalam kandungan bisa fatal.
Bahaya preeklamsia pada janin bisa membuat aliran darah yang mengalir ke plasenta jadi terhambat.
Sehingga, bayi rentan lahir sangat kecil atau lahir prematur.
Selain itu, bahaya preeklamsia juga bisa dialami saat bayi sudah lahir, antara lain:
- Anak mengalami gangguan belajar- Epilepsi- Cerebral palsy- Gangguan pendengaran dan penglihatan
Bagi ibu hamil, bahaya preeklamsia yang tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi:
- Stroke- Kejang- Penumpukan cairan di dada- Pendarahan- Kerusakan hati- Gagal jantung
Preeklamsia juga dapat menyebabkan plasenta terpisah dari rahim atau solusio plasenta.
Kondisi ini bisa menyebabkan bayi meninggal saat lahir.
Dengan mendeteksi preeklamsia sejak dini, risiko komplikasi bisa dicegah.
Mengutip WebMD, para ahli berpendapat preeklamsia dapat terjadi saat plasenta tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun, mereka belum mengetaui penyebab pasti disfungsi plasenta pada penderita preeklamsia tersebut.
Beberapa pakar ada juga yang menyebut penyebab preeklamsia dipengaruhi nutrisi yang buruk dan pengaruh asupan tinggi lemak selama kehamilan.
Selain itu, preeklamsia juga bisa disebabkan kurangnya aliran darah ke rahim.
Tak hanya pada ibu hamil, gejala preeklamsia juga bisa terpantau pada bayi yang belum lahir.
Ciri-ciri utamanya yakni pertumbuhan janin lambat.
Kondisi tersebut dipengaruhi minimnya pasokan darah yang melalui plasenta.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilan dengan dokter.
(*)