Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID- Aktris Keira Knightley membahas soal kesenjangan upah berdasarkan gender yang masih terjadi di banyak negara.
Menurut Keira Knightley, perempuan hanya bisa mendapatkan upah lebih besar dari pria jika bekerja sebagai model dan pekerja seks komersial.
Hal itu diutarakan Keira Knightley dalam wawancara terbarunya dalam majalah Stellar.
"Aku menghasilkan banyak uang sebagian besar dari pekerjaanku sebagai model untuk Chanel," katanya.
Keira lanjut mengatakan hanya ada dua pekerjaan di mana perempuan bisa mendapatkan bayaran lebih banyak dari pria.
Yaitu menjadi model atau terjun ke dunia prostitusi, terang aktris berusia 35 tahun ini.
"Masih menjadi karier nomor satu di dunia. Di mana lagi, seorang wanita bisa menghasilkan lebih dari seorang model.
"Atau prostitusi," kata aktris film Pirates Of The Caribbean ini dikutip dari Mirror.co.uk, Minggu (8/11/2020).
Baca Juga: Kenakan Gaya Makeup Smokey Eyes, Keira Knightley Terlihat Sangat Memukau, Bikin Jatuh Hati deh!
Kata Keira, kenyataan tersebut menjelaskan bahwa penampilan lebih penting daripada kecerdasan seseorang.
"Itulah dunia yang masih kita tinggali saat ini," komentar Keira yang telah berkarier sebagai aktris selama dua dekade.
Pernyataan Keira ini dilontarkan ketika ia tengah mempromosikan film terbarunya, 'Misbehaviour'.
Diangkat dari kisah nyata, film tersebut menceritakan tentang bagaimana Gerakan Pembebasan Wanita yang mengganggu kompetisi Miss World 1970.
Keira berperan sebagai anggota Gerakan Pembebasan Wanita, yang menyerbu panggung teater London di mana kontes kecantikan diadakan.
Di tahun tersebut, gelar Miss World diraih oleh peserta asal Grenada yang menjadi pesaing kulit hitam pertama.
Keira mengatakan dirinya tertarik dengan isu-isu feminisme dan rasisnya karena relevan dengan kehidupan di dunia nyata di mana kesetaraan masih terasa jauh.
Baca Juga: Bakal Debut di Hollywood Lewat Serial Pachinko, Lee Min Ho Dapat Peran Utama
"Aku membaca naskahnya dan secara alami aku setuju sepenuhnya dengan gelombang feminisme kedua (protes)," ujarnya.
(*)