Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Beberapa hari belakangan, ramai perbincangan tentang candaan Ade Londok yang menarik kursi komedian senior, Malih Tong Tong.
Hal itu membuat Malih terjatuh seketika.
Kejadian itu terjadi saat Ade Londok bersama Malih berada dalam sebuah acara komedi di sebuah stasiun televisi swasta.
Mengutip laman Grid Star, Ade Londok sendiri kala itu sedang memerankan sosok petugas keamanan.
Kemudian, tampak menarik kursi Malih Tong Tong yang hendak duduk hingga Malih terjatuh.
Hal ini yang membuat publik mengecam tingkah Ade Londok, karena dianggap tak sopan dengan senior.
Dalam sebuah kesempatan, Ade Londok mengutarakan permintaan maafnya kepada Malih Tong Tong.
Ia menyadari bahwa itu murni kesalahannya.
Pada Desember 2019 lalu, ada juga sebuah postingan di Twitter yang menceritakan seorang perempuan alami kelumpuhan akibat terjatuh usai kursi yang akan ia duduki ditarik temannya.
Postingan tersebut dibagikan oleh Sinta Auliya, warga Jakarta Selatan melalui akun Twitter-nya @jelebgt.
Cerita ini merupakan kisah pribadi Sinta.
Ia sempat mengalami lumpuh selama 3 bulan.
Dalam ceritanya Sinta mengatakan bahwa ia sempat dibawa ke pengobatan alternatif untuk diurut sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit akibat sakitnya tambah parah.
Sinta sendiri menceritakan dirinya mengalami kondisi tulang ekor retak dan tulang belakang patah usai terjatuh saat dirinya masih duduk di bangku SMP.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, menurut Dokter Spesialis Tulang yang juga Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Rahyussalim, SpOT, K-Spine, mengatakan pengurutan justru bisa menimbulkan bahaya.
“Pengurutan itu semacam manipulasi pada daerah pinggang itu. Kalau itu dikerjakan, akan terjadi pergeseran pada daerah atau struktur tulang yang patah atau cedera,” katanya saat dihubungi, Sabtu (29/12/2019).
Ia menambahkan, manipulasi yang dilakukan pada bagian tulang patah hanya akan menambah cedera seseorang.
Satu-satunya penanganan dalam kondisi demikian adalah operasi.
“Cedera diikuti lumpuh mau enggak mau harus dioperasi. Operasi sebenarnya untuk menstabilkan tulang yang patah,” katanya.
Baca Juga: Kudu Pakai Crop Top untuk Comeback, Anggota TXT Ungkapkan Perasaan Mereka : Aku Malu
Ia juga menyebut terapi yang juga bagus itu adalah dengan stem cell.
Rahyusalim menyampaikan, seandainya ada orang yang jatuh dengan posisi terduduk umumnya yang paling sering terkena adalah daerah lumbal, yakni sekitar pinggang dan tulang belakang.
“Akibat cedera itu biasanya ada 2 struktur yang pasti kena. Pertama struktur tulang dan kedua struktur saraf,” jelasnya.
Apabila yang cedera adalah tulang, maka akan menimbulka nyeri, sedangkan jika pada saraf maka akan mengalami mati rasa atau kelumpuhan.
Ia juga mengingatkan agar tak menyepelekan seseorang yang jatuh dengan posisi terduduk ataupun seseorang yang terjatuh dan kemudian mengalami kelumpuhan.
Termasuk pada anak-anak.
Hal ini karena garis fraktur pada hasil rontgen anak terkadang tidak terlalu jelas, sehingga kemungkinan bisa menimbulkan kekeliruan diagnosis apabila tidak dicermati oleh dokter pemeriksa dengan teliti.
Umumnya kondisi patah akan terlihat sangat jelas ketika dilihat melalui MRI.
Lebih lanjut, efek terjatuh dari kursi dengan posisi terduduk bisa langsung maupun tak langsung terjadi.
“Kalau direct injury itu mengenai tulang panggung, pinggang, dan leher,” katanya.
Sementara indirect injury umumnya gangguan terjadi di struktur saraf, saraf pusat, saraf perifer, atau gangguan indera penglihatan, dan pendengaran.
“Misal sekarang nyeri doang, setelah sekian waktu makin berat, 6 bulan kemudian lumpuh. Itu bisa saja terjadi seperti itu,” katanya lebih lanjut.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari candaan berlebihan agar tak menimbulkan hal fatal seperti ini.
(*)