Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Irish Bella dan Ammar Zoni tengah menikmati masa-masa menjadi orang tua baru.
Pasangan public figure ini belum lama dikaruniai seorang bayi laki-laki.
Bayi bernama Air Rumi Akbar 1453 tersebut lahir dengan sehat pada Jumat (18/9/2020) lalu.
Diwartakan Grid.ID (25/9/2020), ada hal menarik dari anak Irish Bella dan Ammar Zoni ini.
Hal itu karena terdapat angka di dalam nama Air Rumi Akbar 1453 yang dinilai netizen sangat unik dan jarang terjadi.
Tak hanya soal nama, Air juga menyedot perhatian publik lantaran parasnya yang rupawan.
Hingga bayi mungil ini sempat disebut netizen sebagai bayi terganteng.
"Masya Allah Tabarakallah bayi terganteng 2020 Abang Air," tulis akun @sarahash21.
"MashaaAllah ganteng bgt sih nak,mirip papa ini," tulis akun @meliaperaduni.
"Dari bayi udah good looking," tulis akun @defliaddevista.
Akan tetapi, ditengah kebahagiannya saat ini, masih teringat jelas bagaimana Iris Bella dan Ammar Zoni begitu terpukul kehilangan calon anak kembar.
Mengutip laman Surya.co.id, bayi kembar yang dikandung Irish Bella meninggal dunia dalam kandungan saat usia kadungannya sudah menginjak 26 pekan, Minggu (6/10/2019).
Kabar ini membuat syok Ammar Zoni yang sebelumnya sangat antusias menyambut kelahiran calon bayinya.
Tenaga medis yang menangani Irish Bella menjelaskan penyebab meninggalnya bayi kembar Irish Bellas dan Ammar Zoni.
Menurut dokter Gatot Abdurrazak, Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fetomaternal, janin kembar Irish meninggal di dalam kandungan.
"Itu akibat dari sebagian plasenta yang lepas," kata Gatot seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Ia menambahkan, salah satu janin Irish Bella mengalami kondisi Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS).
Artinya, perubahan sistem pembuluh darah salah satu janin yang berdampak pada janin yang satu lagi.
TTTS bisa mengakibatkan komplikasi ke ibu, salah satunya Mirror Syndrome yang merupakan keadaan saat janin mengalami hydrops (bengkak seluruh tubuh) dan menyebabkan ibu juga alami kondisi sama.
Namun pada ibu, kondisi ini bisa disertai preeklamsia atau toxemia kehamilan, kelainan atau gangguan progresif yang ditandai kehadiran protein dalam urine serta tingginya tekanan darah.
Mengutip Tribunews Wiki, TTTS memengaruhi sekitar 5 hingga 15 persen kehamilan kembar identik, artinya sekitar 6.000 bayi dapat terkena setiap tahun.
Ada beberapa kasus yang dilaporkan di mana TTTS juga mempengaruhi kembar tiga yang identik.
Namun, sulit untuk menentukan frekuensi sebenarnya dari TTTS dalam populasi umum karena banyak kasus tidak pernah didiagnosis dan banyak yang tidak tercatat.
Ada lima tahapan TTTS:
Tahap 1: Ada ketidakseimbangan cairan ketuban, dimana jumlah kecil (<2cm) ada di sekitar kembar donor dan jumlah besar di sekitar kembar penerima (> 8cm).
Si kembar seringkali memiliki ukuran lebih dari 20%.
Tahap 2: Kandung kemih dari kembar donor tidak terlihat atau tidak mengisi dengan urin selama pemeriksaan USG.
Tahap 3: Ketidakseimbangan aliran darah mulai mempengaruhi fungsi jantung pada satu atau kedua bayi.
Ini terlihat pada aliran darah abnormal di tali pusar atau hati si kembar.
Tahap 4: Ketidakseimbangan aliran darah menyebabkan tanda-tanda gagal jantung pada salah satu dari si kembar.
Tahap 5: Satu atau kedua kembar telah meninggal karena TTTS parah.
Untuk kasus Tahap 1, pengamatan mungkin adalah yang diperlukan, tetapi untuk Tahap 2 atau diatasnya, operasi janin mungkin merupakan pilihan terbaik.
TTTS kronis merupakan kasus yang muncul pada awal kehamilan (kehamilan 12-26 minggu).
Hal ini menjadi kasus yang paling serius, karena bayinya belum matang dan tidak dapat dilahirkan.
Selain itu, bayi kembar akan memiliki waktu lebih lama selama perkembangan mereka di dalam rahim yang akan dipengaruhi oleh kelainan TTTS.
Kembar dengan stadium lanjut TTTS yang tidak diobati selama kehamilan biasanya ada risiko 90% kematian dan bagi mereka yang bertahan ada risiko 15-50% risiko cacat neurologis.
Oleh karena itu, segera hubungi dokter jika ada tanda-tanda mengkhawatirkan saat kehamilan.
(*)