Find Us On Social Media :

Niat Hati Pergi ke Kebun Mencari Buah Pucung, Seorang Anak Justru Temukan Kaki dan Mencium Aroma Tak Sedap, Saat Dicek Ternyata Itu Jasad Ayahnya Sendiri!

By Novia, Kamis, 12 November 2020 | 08:58 WIB

Petugas melakukan evakuasi jenazah Gunari, warga Ngebel, Ponorogo, yang terperosok ke dalam jurang, Rabu (11/11/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Baru-baru ini tragedi nahas menimpa salah satu keluarga di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur.

Niat hati hendak mencari buah pucung di kebun, seorang anak bernama Tumiati (48) justru dikejutkan dengan sebuah kejadian.

Tak menyangka ayahnya Gunari (80) telah tewas, Tumiati semakin dibuat bersedih atas kenyataan yang ditemukan.

Baca Juga: Relakan Jaket Rp 3,1 Juta Hanya untuk Keringetan, Nagita Slavina Bikin Netizen Geleng-Geleng Kepala : Telanjur Pengin

Melansir infrormasi dari TribunJatim.com Rabu (11/11/2020), Tumiati mengaku kaget saat menemukan ayahnya berada di dalam jurang sedalam 10 meter.

Menerima laporan tersebut, Kapolsek Ngebel, Iptu Eko Murbianto membenarkan penemuan jasad korban, Gunari.

Menurut informasi sebelumnya, korban telah dilaporkan hilang sejak sepekan lalu, Rabu (4/11/2020) sekitar 06.30 WIB.

"Korban pergi dari rumah tanpa sepengetahuan siapapun. Karena tidak kunjung pulang."

"3 hari kemudian keluarga mencari ke rumah saudaranya di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, dan Kecamatan Sawoo," jelasnya.

Sudah dicari ke rumah para saudaranya, namun korban tak kunjung ditemukan.

"Namun setelah dicari tidak ditemukan di rumah saudara-saudaranya, dan tidak ada yang tahu keberadaanya," lanjutnya.

Baca Juga: Tengok Bekas Bangunan Padepokan Gatot Brajamusti di Sukabumi yang Bernuansa Putih, Sempat Terbengkalai hingga Tumbuh Rerumputan dan Pepohonan Besar

Ya, tak kunjung ditemukan, Gunari justru ditemukan anaknya, Tumiati, saat mencari buah pucung di kebun.

Bermula mencium aroma tak sedap saat mencari buah pucung, Tumiati justru melihat kaki berada di dalam jurang sekitar kebun.

"Saat itu tercium aroma busuk. Saat menengok ke dalam jurang, ia melihat kaki korban yang kemudian ia meminta tolong kepada warga sekitar," jelasnya.

Baca Juga: Jalani Casting Online Pertama, Rachel Amanda Mengaku Nyontek Skrip

Kaget, Tumiati bersama warga akhirnya mengecek ke dalam jurang dan menemukan mayat korban sudah dalam keadaan mulai terurai.

"Dari hasil riksa tim medis, terdapat luka babras di kaki kanan dan kiri serta terdapat luka benturan di kepala atas bagian kanan," jelasnya.

Lebih lanjut, Iptu Eko Murbianto menjelaskan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.

"Atas kejadian tersebut, pihak keluarga telah menerima kematian korban dan tidak menuntut untuk dilakukan otopsi," pungkasnya.

Melansir informasi dari Kompas.com, penemuan jasad seorang kakek beberapa waktu yang lalu juga terjadi di Magetan, Jawa Timur.

Minggu sore, 11 Oktober 2020, kakek yang diketahui bernama Markaban (90) ditemukan tewas tergeletak di dalam dapur rumahnya.

Baca Juga: Bikin Takjub! Ahli Beberkan Rahasia Teknik Memasak Nasi yang Aman untuk Diet, Bisa Turunkan Kalori sampai 60 Persen

Kapolsek Patrang AKP Suyono mengatakan, jenazah Markaban ditemukan dalam keadaan sudah bengkak dan mulai mengeluarkan aroma tak sedap.

“Diperkirakan telah meninggal empat hari lalu, yang menemukan kemenakannya, Solehat,” jelas Suyono saat ditemui di Polsek Parang, Senin (12/10/2020).

Tak diketahui apa penyebab kematian Markaban, Suyono membantah apabila Markaban diduga tewas karena kelaparan.

Baca Juga: Dituding Nikita Mirzani Pernah Bersiteru dengan Sesama Artis di Sebuah Program Acara, Soimah Pancawati: Elu Tuh yang Bermasalah!

"Kalau kelaparan ndak lah, karena ada bekas nasi, ada peralatan masak," ujarnya.

Sementara itu pihak keluarga menolak memberi keterangan atas meninggalnya kakek Markaban.

Menganggap peristiwa itu sebagai musibah, pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan peliputan.

“Kami sudah ikhlas, kita minta nggak diliput karena tidak ada kekerasan apa,” jelas salah satu kerabat korban, Rendra.

(*)