Grid.ID – Selain menjalani kesibukan sebagai penyanyi dan dokter bedah kecantikan, beberapa bulan terakhir, Tompi mulai menunjukkan keseriusan mendalami hobinya sebagai fotografer.
Tak main-main, Tompi membuktikannya melalui kehadiran webseries bertajuk “Paras Cantik” yang diproduksi oleh Visinema bersama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Proyek ini pun tak hanya bertujuan untuk mengenal lebih dekat kecantikan para perempuan Nusantara, tetapi juga menyelami sisi filosofis inner beauty yang dimiliki para perempuan. Terutama dalam berjuang meraih mimpi dan memajukan wilayah tempat tinggalnya.
Pembuktian kecantikan para perempuan ini pun dilakukan melalui perjalanan lintas wilayah di Indonesia. Salah satunya dilakukan Tompi dan tim melalui kunjungan ke Maluku.
Baca Juga: Rahasia Awet 19 Tahun Menikah Tanpa Rasa Bosan, Soimah Pancawati: Santai Aja Kayak Temen
Di sana, Tompi bertemu dengan Olyv Jasso, pencetus gerakan The Mulung. Meski usianya yang masih muda, Olyv memiliki visi yang mulia yaitu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di tempatnya tinggal.
Kegiatannya sehari-hari tak seperti anak remaja pada umumnya. Ia justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk membersihkan sampah yang menumpuk di pinggiran laut.
Namun, tidak semua orang mendukung apa yang dilakukannya. Olyv mengaku kerap mendapatkan cibiran dari masyarakat sekitar. Meski demikian, niatnya untuk tetap menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik tidak surut.
“Ambisi beta, untuk merubah semua anak Maluku agar lebih peduli dengan alam. Kita makan ikan dari alam, karena (itulah) wajib menjaga alam,” ujar Olyv.
Baca Juga: Gelar Akad Nikah Secara Outdoor, Jenita Janet dan Danu Sofwan Sempat Khawatir Akan Datangnya Hujan
Usai menjelajah Maluku, Tompi pun melanjutkan perjalanannya menuju Cirebon, Jawa Barat, untuk bertemu dengan Sinta Ridwan, seorang penulis karya ilmiah dan kesustraan yang mendedikasikan diri untuk mempelajari budaya dan sastra kuno Indonesia.
Kecintaannya terhadap identitas bangsa, membuat Sinta terketuk untuk menggali, memperlajar, dan memperjuangkan identitas bangsa. Menurutnya, ideologi lama membuat pemikiran seseorang jauh lebih terbuka untuk menerima berbagai perbedaan pada manusia maupun alam.