Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Kerbau bule keturunan Kiai Slamet milik keraton Solo baru-baru ini disebutkan telah mati.
Hewan ternak yang dikeramatkan itu, dikabarkan tutup usia lantaran menderita gangguan pencernaan.
Selain itu, kerbau yang diberi nama Nyai Manis Sepuluh itu mati lantaran faktor usia.
Melansir dari Kompas.com Kamis (12/11/2020), Tim Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo KRT Sulistyo Wartonagoro mengatakan Nyai Manis mati dalam usia 35 tahun.
Dimakamkan sesuai adat Keraton Solo, Nyai Manis dibalut kain kafan dan dikuburkan menghadap kiblat.
Menurut informasi yang dihimpun, Nyai Manis sudah lama tak dikeluarkan untuk mengikuti tradisi kirab pusaka setiap tanggal 1 Suro.
"Fisiknya sudah tidak kuat, tidak seperti yang kerbau muda," ujarnya.
Seperti diketahui, kerbau keturunan Kiai Slamet ini disebutkan sebagai klangenan atau kesayangan Raja Keraton Solo Susuhunan Pakubuwana II.
Usut punya usut, kerbau tersebut merupakan pemberian dari Bupati Ponorogo.
Atas matinya Nyai Manis, Sulistyono mengabarkan kini jumlah keturunan kerbau Kiai Slamet Keraton Solo tinggal 21 ekor.
Melansir dari TribunSolo.com, Nyai Manis rupanya sempat dirawat secara intensif selama 2 hari sebelum mati.
"Kemarin, 2 hari sebelumnya sudah dirawat dokter tapi memang sudah waktunya," ungkapnya.
Untuk diketahui, Nyai Manis merupakan ibu Kiai Joko yang tahun lalu mati lebih dahulu.
Ya, kerbau Kiai Joko disebutkan mati pada usia 30 tahun, pada 2019 lalu.
Berdasar pantauan TribunSolo.com, Nyai Manis akan dikuburkan di area Siti Hinggil Kidul Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Tampak sejumlah warga antusias melihat prosesi pemakaman Nyai Manis.
Baca Juga: Resmi Menikah dengan Pengusaha, Jenita Janet Ingin Segera Punya Anak: Ayuk dong, Gas lah!
Nyai manis sendiri bakal dimakamkan dengan prosesi adat, dengan dikafankan dan menghadap ke kiblat.
"Akan langsung dikubur sore ini," pungkasnya.
(*)