Grid.ID – Sorot mata dunia tengah tertuju pada Negeri Paman Sam, Amerika Serikat yang baru saja menggelar pemilu pada 3 November 2020 lalu.
Pemilu yang digelar 4 tahun sekali ini bakal menentukan siapa yang berhak jadi pemimpin Negara Adidaya itu, apakah Joe Biden dari Partai Demokrat ataukah Donald Trump dari Partai Republik?
Mengejutkan, kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden muncul sebagai pemenang dengan mengantongi 290 suara elektoral.
Keadaan ini berbanding terbalik dengan Donald Trump yang harus gigit jari karena perolehannya hanya 214 suara elektoral.
Kemenangan Joe Biden di pemilu Amerika Serikat tak ayal mendapat sambutan meriah dari para pemimpin dunia.
Salah satunya ialah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang mengucapkan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris lewat unggahan akun Twitter resminya @jokowi pada 8 November 2020.
"Ucapan selamat terhangat untuk Joe Biden dan Kamala Harris atas kemenangan kalian yang bersejarah. Tingginya partisipasi pemilih adalah cerminan dari harapan pada demokrasi," tulis Jokowi dalam bahasa Inggris.
"(Saya) menanti kerja sama yang erat dengan Anda dalam memperkuat kemitraan strategis Indonesia-AS dan mendorong kerja sama kita dalam ekonomi, demokrasi, dan multilateralisme untuk manfaat kedua rakyat kita dan lebih dari itu," imbuhnya.
Setali tiga uang dengan Presiden Jokowi, presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan juga melayangkan ucapan selamat atas kemenangan Joe Biden.
"Saya sampaikan ucapan selamat atas keberhasilan Anda dan saya sampaikan doa tulus bagi perdamaian dan kesejahteraan rakyat Amerika," kata Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (10/11/2020) seperti dikutip dari TribunStyle.com.
Baca Juga: Pulang ke Gedung Putih dengan Sambutan Pendukung Joe Biden, Donald Trump Pasang Tampang Murung
Lebih dari itu, Erdogan mengatakan pihaknya ingin lebih lanjut mengembangkan dan memperkuat hubungan diplomatik antara negaranya dan Amerika Serikat.
Namun, di balik gegap gempita tersebut, terselip pernyataan tak biasa dari Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Ketika banyak negara memberi ucapan selamat kepada presiden terpilih Amerika Serikat, presiden Iran justru pilih menanggapi kekalahan Donald Trump.
Presiden Iran, Hassan Rouhani terang-terangan mengejek Donald Trump dan menyebut kekalahannya sebagai 'karma' atas ambisi menghancurkan negaranya di masa lalu.
"Rezim yang memimpikan kehancuran Iran dengan sendirinya dilengserkan secara hina.
Dan sekarang semua negara - kecuali beberapa yang selalu membuntuti rezim tersebut - melihat keadaan yang berbeda di masa depan," kata Rouhani, Rabu 11 November 2020 dalam rpat kabinet yang disiarkan langsung oleh televisi Iran.
Di kesempatan yang sama, Presiden Iran juga menggambarkan pemerintahan Donald Trump selama 4 tahun belakangan sebagai ‘aktor yang menjengkelkan’.
Karena Trump dianggap memberikan pengaruh negatif terhadap hubungan Iran dengan negara-negara tetangganya.
"Rezim yang akan berakhir dalam hitungan bulan ini tidak tahu banyak tentang hubungan internasional dan didikte oleh ekstremis dalam negeri dan rezim Zionis (Israel),” sambung sang presiden.
Pada bagian lain, Rouhani menegaskan siapa pun yang menjadi presiden Amerika Serikat tidak akan mengubah kebijakan Iran yang ogah bergantung pada Negara Adidaya tersebut.
Termasuk apakah Amerika Serikat akan kembali ke perjanjian nuklir antara Iran dan beberapa negara besar lainnya yang disepakati pada tahun 2015.
"Ini tergantung mereka. Jika mereka memenuhi tanggungjawab maka mereka bisa memilih jalur baru," pungkas Rouhani.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Joe Biden Banjir Ucapan Selamat, Presiden Iran Terang-terangan Ejek Donald Trump: Lengser Terhina
(*)