Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Bagi wanita, kesehatan vagina akan memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Gangguan pada vagina bisa berdampak pada kesuburan, tingkat libido, sampai kemampuan orgasme.
Tak jarang pula, gangguan pada vagina memicu stres dan menurunkan rasa percaya diri.
Salah satu gangguan umum yang terjadi pada vagina adalah gatal.
Baca Juga: Waspada! Pendarahan Setelah Berhubungan Seksual Bisa Jadi Tanda Infeksi sampai Kencing Nanah
Dilansir Grid.ID dari Healthline via Kompas.com, penyebab utama miss v gatal umumnya karena iritasi, infeksi, atau menopause.
Gatal di vagina juga bisa disebabkan penyakit kulit, penyakit menular seksual, atau menjadi tanda kanker.
Sebagian besar gatal pada area miss v tidak perlu dikhawatirkan karena bisa diatasi dengan cara sederhana.
Salah satu hal yang mungkin terjadi menyertai rasa gatal ini adalah munculnya cairan putih kental yang disebabkan oleh jamur yang disebut keputihan.
Baca Juga: Menopause Nggak Lagi Jadi Masalah Saat Main di Ranjang, Ini 4 Tipsnya Agar Tetap Hot
Lebih lanjut, mengutip laman GridHealth.id, infeksi jamur dapat dikenali dengan munculnya sensasi terbakar pada vagina, bau tidak sedap, dan keluar cairan putih kental dari vagina.
Untuk mengobati masalah-masalah ini, kita dapat menggunakan obat minum atau gel yang memberikan efek menenangkan pada vagina.
Jamur menyukai sesuatu yang manis sehingga kita harus mengurangi makanan atau minuman manis yang dapat meningkatkan pertumbuhan jamur di vagina.
Ada juga anjuran untuk mengobati gatal pada vagina, kita harus mengurangi konsumsi karbohidrat olahan.
Kemudian, jangan lupa gunakan celana dalam berbahan katun.
Hal ini karena bahan katun lebih mudah menyerap keringat dan tidak membuat kita merasa lembap sepanjang hari.
Gantilah celana dalam dua kali sehari.
Hal itu guna menjaga kebersihan vagina dan menjaga keseimbangan pH.
Cara-cara di atas memang bisa dicoba untuk mengobati rasa gatal di bagian organ intim.
Akan tetapi, jika rasa gatal ini tak kunjung sembuh, segeralah hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
(*)