Dena Rachman menceritakan bahwa dirinya sering enggan untuk pergi ke acara keluarga, karena harus mengenakan pakaian rapi seperti laki-laki.
"SMP atau SMA, gue kalau diajak ke acara keluarga mau nggak mau, dan bokap kayak ajak ke acara keluarga masih agak ngatur, misal aku pakai baju ketat, cara gue mengekspresikan diri berdasarkan identitas gue itu dulu bingung, karena gue diharuskan berkespresi dan berpakaian seperti ini, tapi bukan itu yang gue mau," ungkap Dena Rachman.
Saat itu, Dena Rachman yang masih remaja merasakan ketakutan untuk menjadi dirinya sendiri di hadapan keluarga.
"Jadi kayak takut, malu, kita nggak ada dialog atau buka komunikasi. Mungkin mereka (orangtua) waktu itu fase menolak, bisalah mereka liat anaknya sedikit berbeda, cuman kayak mungkin itu cuma bukan apa apa," tutup Dena Rachman.
(*)