Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Tak ada yang tahu bagaimana dan kapan usia seseorang akan berakhir.
Ya, tak ada yang dapat memprediksi di mana dan bagaimana seseorang akan dijemput ajal.
Seperti kejadian yang menimpa Halim Fauzan (47) ini misalnya.
Diketahui sebagai warga Desa Triwikaton Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musirawas, Sumatra Selatan, Fauzan mulanya disebutkan pingsan.
Melansir informasi dari TribunSumsel, Jumat (27/11/2020), sebelum ditemukan pingsan, Fauzan mulanya pamit ke kebun untuk mencari buah nangka.
Namun, satu jam setelah pamit, warga justru menemukan Fauzan dalam kondisi terkapar di bawah pohon nangka.
Di Kelurahan B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musirawas, Sumatra Selatan, warga bergegas menghubungi keluarga korban saat menyaksikan hal tersebut.
Tak jua sadarkan diri, Fauzan langsung dilarikan ke Klinik Sudiro Diatmojo yang terletak di Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo untuk mendapatkan tindakan medis.
Sempat sadarkan diri, namun tak lama kemudian korban justru dinyatakan meninggal dunia.
Melakukan pengusutan lebih lanjut, Kapolres Musirawas AKBP Efrannedy melalui Kapolsek Tugumulyo Iptu Dadang Rusnandar menduga kuat Fauzan tewas akibat terjatuh dari pohon nangka tersebut.
Dugaan ini dikuatkan dengan adanya ranting pohon yang patah di lokasi penemuan korban.
"Diduga korban meninggal akibat terjatuh dari pohon nangka."
"Salah satu barang bukti adanya tangkai dahan ranting pohon nangka yang patah, satu buah nangka dan satu sandal jepit warna orange milik korban dibawah pohon nangka," ujar Iptu Dadang Rusnandar, Jumat (27/11/2020).
Melansir informasi dari Kompas.com, kejadian serupa juga pernah terjadi di Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terjatuh dari pohon, satu dari tujuh pekerja menderes atau penyadap nira kelapa dikabarkan meninggal dunia.
Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kokap, Taufik membenarkan kejadian tersebut terjadi, Rabu (13/5/2020).
Di kantor Dinas Sosial Kulon Progo, Taufik mengakui, pekerja menderes atau penyadap nira kelapa memang memiliki resiko pekerjaan yang cukup tinggi.
Menurutnya, dari bulan April hingga Mei 2020, tercatat sudah ada 4 pekerja menderes dikabarkan tewas akibat tragedi yang sama.
"Empat penderes meninggal dunia karena jatuh antara tanggal 30 April - 9 Mei 2020."
"Terakhir tanggal 11 Mei kemarin juga ada yang cacat berat karena jatuh di Tangkisan I. Dua lainnya di tanggal 9 dan 20 April yang baru masuk laporannya," jelas Taufik.
(*)