Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Menerima telepon berisi ucapan selamat dari orang penting di sebuah negara tentu merupakan hal yang takkan terlupakan.
Setidaknya itulah yang dirasakan perawat asal Chicago di hari libur Thanksgiving tahun ini.
Ialah Talisa Hardin yang menerima telepon dari Wakil Presiden Amerika terpilih Kamala Harris, yang berterima kasih atas kerja kerasnya di tengah pandemi Covid-19.
Dilansir dari People, pada Kamis (26/11/2020), Kamala Harris berbicara dengan Talisa Hardin, seorang perawat terdaftar di University of Chicago Medical Center.
Melalui panggilan video, Kamalla Harris berterima kasih padanya karena telah membantu memerangi virus corona dan mendengar lebih banyak tentang pengalamannya sebagai perawat.
Wakil presiden terpilih berusia 56 tahun itu berbagi video di Instagram yang memutar percakapan tersebut.
Kamala Harris tampak memberi tahu Talisa Hardin bahwa dia telah "membaca tentang [Talisa Hardin] dan semua yang [dia lakukan] untuk melayani begitu banyak orang."
Dalam video yang diposting di Facebook oleh Bonnie Castillo, direktur eksekutif National Nurses United (NNU), Talisa Hardin terlihat mengangkat teleponnya dan mendengarkan Harris mengungkapkan apresiasinya kepada pekerja garis depan.
"Aku tahu ini pribadi untukmu, dan aku tahu bahwa itu membutuhkan energi mental dan emosional serta fisik dan spiritual dan kekuatan yang kamu berikan padanya [pekerjaan], jadi terima kasih," kata Kamala Harris kepada Talisa Hardin dalam klip itu.
Menurut Bonnie Castillo, Kamala Harris juga berbicara dengan Talisa Hardin tentang rencananya dan Presiden terpilih Joe Biden untuk menerapkan Undang-Undang Produksi Pertahanan.
Selama panggilan telepon 15 menit itu, Talisa Hardin berbicara lebih banyak tentang waktunya sebagai perawat.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Kamala Harris, Calon Wakil Presiden AS yang Suka Pakai Sneakers Rp 700 Ribuan
Ia juga berterima kasih kepada Kamala Harris karena telah menghubunginya dan mengucap rasa terima kasihnya.
"Talisa [Hardin] berbicara tentang bagaimana dia dan perawat lain harus membeli APD mereka sendiri karena rumah sakit tidak menyediakan apa yang mereka butuhkan," kata NNU kepada CNN dalam sebuah pernyataan.
"Dan Talisa [Hardin] mengatakan bagaimana ini memalukan karena kalian tidak akan mengirim seorang prajurit ke medan perang tanpa perlengkapan," imbuhnya.
Pada Mei, Talisa Hardin bersaksi kepada Komite Pengawas Rumah atas nama NNU dan Pusat Medis Universitas Chicago tentang kurangnya perlindungan bagi pekerja medis.
"Persentase pasien yang diselidiki yang pada akhirnya dites positif terkena virus sangat tinggi, tetapi manajemen rumah sakit kami secara konsisten menolak memberikan perlindungan yang kami butuhkan kepada perawat di unitku untuk menghindari paparan dan infeksi," katanya dalam kesaksiannya.
Hardin kemudian menambahkan, "Ketika aku pulang, setiap hari, aku hidup dalam ketakutan tertular virus."
"Ketika aku pulang, aku harus melepas scrub, karena rumah sakit tidak akan memberi kami scrub rumah sakit. Aku meninggalkannya di luar kantong plastik untuk beberapa hari sebelum membawanya pulang untuk mencucinya," imbuh Talisa Hardin.
Wah, bagaimana menurutmu?
(*)