Makan makanan yang tinggi serat dapat mencegah diabetes dan juga dapat secara aktif membantu orang yang sudah menderita diabetes.
Karena buah belimbing sangat mudah dimakan dan kaya serat, belimbing menjadi camilan sehat dan bebas rasa bersalah bagi penderita diabetes dan non-diabetes.
Selain itu, setiap 100 gram buah ini hanya mengandung 0,3 gram lemak, sehingga sangat cocok untuk menjaga kesehatan kadar kolesterol.
- Menyehatkan pencernaan dan metabolisme
Kandungan serat makanan yang kaya dalam buah ini memiliki keuntungan meningkatkan pencernaan.
Ini membantu dalam mengatur ukuran dan kelembutan feses, sehingga mudah untuk melewati sistem.
Orang yang menderita sembelit akan merasa lega karena buah ini merangsang pencernaan dan meningkatkan kesehatan usus.
Baca Juga: Seperti di Jepang, 3 Sungai Jernih Dipenuhi Ikan ini Ternyata Tempat Wisata di Indonesia!
Kesehatan usus yang baik juga akan memperbaiki gejala pencernaan yang buruk seperti kram dan kembung.
Buah ini juga kaya akan vitamin B yang penting untuk fungsi dan perkembangan sel normal.
Buah belimbing mengandung dua jenis vitamin B, riboflavin dan folat yang juga disebut sebagai asam folat dalam suplemen makanan.
Kedua vitamin ini mengatur metabolisme dan memastikan bahwa kadar hormon dan enzim tetap dalam kisaran normal.
- Menyehatkan rambut dan kulit
Kandungan antioksidan yang kaya bersama dengan vitamin B dan C dalam belimbing membantu penyembuhan sel kulit dan rambut yang pada gilirannya menyebabkan rambut bersinar dan kulit bercahaya.
Antioksidan yang lebih khusus seperti asam galat dan quercetin menunjukkan sifat anti-inflamasi dan antihistamin yang luar biasa.
- Mengatur berat badan
Rendah gula membuat buah belimbing menjadi camilan yang ideal untuk dikunyah tanpa khawatir bertambah berat.
Kandungan serat yang tinggi juga membuat metabolisme bekerja dengan cepat.
Makanan yang lebih tinggi serat juga lebih mengenyangkan daripada makanan rendah serat, sehingga membuat kenyang lebih lama.
Meski memiliki banyak manfaat kesehatan, belimbing harus dihindari oleh orang yang menderita penyakit ginjal.
Ini karena kandungan neurotoksin yang tidak berbahaya bagi orang dengan fungsi ginjal normal, tetapi tidak baik untuk orang yang menderita penyakit ginjal.
Orang-orang seperti itu tidak dapat mengeluarkan racun saraf dari tubuh yang mengakibatkan penyakit parah.
(*)