Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Baru-baru ini ular king kobra tengah meresahkan warga Desa Lebengjumuk, Grobogan, Jawa Tengah.
Beberapa kali muncul dan meresahkan, warga akhirnya berhasil menjinakkan sang reptil.
Berukuran 4 meter, king kobra itu akhirnya diamankan warga setempat bersama pihak berwajib.
Baca Juga: Khawatir Terkena Demam Berdarah, Sinyorita Esperanza Malah Positif Covid-19
Membenarkan adanya keresahan warga akibat kemunculan ular king kobra, Kapolsek Grobogan, Iptu Parjin angkat bicara.
"Penangkapan king kobra kemarin sore," ujarnya dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Minggu (6/12/2020).
Memakan waktu cukup lama, Iptu Parjin mengungkapkan bahwa ular king kobra yang ditemukan warga memiliki karakter yang cukup agresif.
Baca Juga: Dituduh Sengaja Sebarkan Virus Corona, Johyun Berry Good Buka Suara: Hati Saya Sakit
"Ular king kobra selanjutnya diserahkan ke Satpol PP unit Damkar Grobogan," kata Parjin.
Berhasil disahkan pada pawang ular, king kobra berwarna kecoklatan itu disebutkan bukanlah pertama kalinya meresahkan warga.
Ya, sebelumnya warga telah dihebohkan dengan reptil sejenis.
Tak kalah agresif, warga mengaku terpaksa membunuh king kobra sebelumnya dikarenakan mengancam jiwa para petani di Desa Lebengjumuk.
Baca Juga: Siapa Sangka, Rizky Billar Ternyata Pernah Peringatkan Rio Ramadhan untuk Nikahi Kekeyi
"Dari keterangan warga, belum lama ini ada seekor ular king kobra dengan ukuran yang juga besar dibunuh warga karena membahayakan," kata Parjin.
Untuk menghindari adanya tindakan serupa, Parjin mengimbau warga agar segera melapor jika kemunculan ular kembali meresahkan.
Iptu Parjin juga mengimbau agar warga lebih waspada dan berhati-hati dengan keberadaan ular king kobra saat melintas di area persawahan.
Selain area persawahan yang sering dijadikan habitat king kobra.
Di musim penghujan ini tak menutup kemungkinan apabila ular tersebut mencari berbagai tempat untuk berkembang biak.
"Ini musimnya telur-telur ular menetas. Jika melihat king kobra langsung laporkan ke polisi biar kami teruskan ke unit Damkar untuk ditangani," pungkas Parjin.
Ya, seperti diketahui, standar biologis penetasan telur ular terjadi pada akhir tahun atau sekitar bulan November hingga Desember.
Dikutip dari TribunBanyumas.com, BPBD Kota Tegal menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap satwa liar berupa ular di musim penghujan seperti saat ini.
Kalakhar BPBD Kota Tegal, Yudi Andri Setiawan membenarkan bahwa musim penghujan merupakan masa menetasnya telur-telur ular.
Selain sudah menjadi siklus biologi alami setelah masa kawin ular yang terjadi pada Agustus- September 2020.
Yudi kembali menyampaikan ada beberapa ular yang kerap menaruh telurnya di sekitar tempat tinggal manusia.
Empat jenis ular tersebut diantaranya ular berbisa seperti kobra, welang, cabe, ular hijau ekor merah dan ular tak berbisa seperti jali, koros, piton serta kadut.
(*)