Find Us On Social Media :

Saksikan Detik-detik Tewasnya Korban Banjir Bandang di Medan, Saksi Mata Sampaikan Kalimat Terakhir yang Diucapkan Satria Eka Winarya

By Novia, Senin, 7 Desember 2020 | 08:15 WIB

Seseorang berjalan di tengah banjir dan lumpur di perumahan De Flamboyan di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan pada Kamis malam hingga Jumat dini hari (4/12/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Seperti diketahui, kabar tak sedap baru-baru ini sedang menimpa Kota Medan, Sumatra Utara.

Dilanda banjir bandang, sejumlah wilayah di Kota Medan dikabarkan terendam banjir hingga 5 meter.

Melansir informasi dari Tribunnews.com, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (3/12/2020).

Berangsur surut, kini tinggi permukaan air terpantau antara 30 hingga 60 sentimeter pada Sabtu (5/12/2020).

Baca Juga: Banjir di Kota Medan Mencapai Ketinggian hingga 6 Meter, Gubernur Edy Rahmayadi Berikan Imbauan

Tak hanya menyebabkan kerugian, musibah banjir itu kembali menyisakan kabar duka bagi warga sekitar.

Dikutip dari Tribun Medan, remaja bernama Satria Eka Winarya (18) tak dapat selamat dari musibah tersebut.

Terbawa arus banjir di Tanjung Selamat, saksi mata menceritakan detik-detik nahas yang dialami remaja malang itu.

Sebelum keduanya tergelincir, Deni Marpung sampaikan ucapan terakhir yang dilontarkan oleh Satria.

Baca Juga: Berawal Main Hujan-hujanan, Balita di Tuban Ditemukan Meninggal Dunia Secara Mengenaskan Gegara Terseret Arus Banjir Saat Hujan Deras

"Eka bilang gini, 'bang aku nggak pandai berenang', pegang aku nanti ya, bang. Terus aku saranin, abang kenapa ga buka jaket abang supaya tidak berat."

"Makanya ku bilang kalau nggak pandai berenang buka aja jaketmu siapa tahu tidak tahu berenang ya nggak berat kali," tuturnya kepada Tribun Medan, Sabtu (5/12/2020).

Di Perumahan De Flamboyan, Kelurahan Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Medan, Jumat (4/12/2020) subuh, Satria dikabarkan tewas bersama 6 korban lain.

Ya, Deni mengungkapkan bahwa keenam korban yang tenggelam disebutkan tidak bisa berenang.

Baca Juga: Pesta Pernikahan Sudah Dipersiapkan 100 Persen, Calon Mempelai Wanita Justru Menenggak Racun 2 Hari Sebelum Acara, Tewasnya Tiara Dinilai Janggal

"Keenam orang itu tidak ada yang bisa berenang, ada empat perempuan dan dua laki-laki itu nggak pandai berenang."

"Pada saat itu ada yang bawa anak, gendong anjing, perempuan berkerudung, terus Eka dan Bapak Herman," tutupnya.

Melansir informasi terkini dari Kompas.com, menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), potensi banjir dan tanah longsor di Sumatra Utara masih akan kembali terjadi dalam 2 hari ke depan.

Padahal saat ini, Tim SAR gabungan masih melakukan penyisiran korban hilang akibat banjir bandang di sejumlah titik sebelumnya.

Baca Juga: King Kobra Bermunculan Meresahkan Warga Grobogan, Sempat Dibunuh Lantaran Tak Bisa Dijinakkan, Warga Kembali Menemukan Ular Berukuran 4 Meter

Kendati demikian, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatra Utara (BPBD Provinsi Sumut) Riadil Akhir Lubis, mengaku masih melakukan penyisiran korban hilang.

"Sampai kita dapatkan satu lagi. SOP-nya itu 7 hari. Kalau 7 hari tidak dapat, dinyatakan hilang," ujarnya.

"Saat ini ada 1 korban di rumah sakit, dirawat. Pengungsi sebagian besar di Balai Desa Tanjung Selamat dan sebagian di Arhanud," tambahnya.

(*)