Proses usap yang salah di rongga hidung ternyata bisa membawa masalah baru.
"Betul, kalau di hidung ada namanya kontramedia, ada konkon kayak tulang dilapisi mukosa, ada tiga konka ada yang atas bawah,"
"Kalau kita colok-colok itu bisa berdarah, ada tata cara melakukan swab di hidung pelan-pelan masuknya. Bisa cedera,"
Baca Juga: Ayu Ting Ting Sebut Pikada di Kota Depok Sepi dan Kehilangan Antusias
Begitu juga metode swab di mulut, juga memiliki risiko yang besar jika dilakukan sembarangan.
Risikonya mulai dari muntah hingga infeksi.
"Di mulut bisa muntah, karena ada reseptor muntah, kalau dia nusuk sembarangan kena tonsil (amandel), kan tonsilnya bisa berdarah, luka, bisa jadi infeksi," jelasnya.
Selanjutnya, membantu melakukan swab seperti yang dilakukan artis BCL sangat keliru lantaran tidak menggunakan APD yang ketat.
Risiko terpapar virus corona sangat besar jika seseorang yang dilakukan tes tersebut ternyata positif.
"Iya risiko juga yang swab bisa ketularan, makanya standarnya harus bagus. Bisa ketularan orang dia mengaga begitu. Dokter-dokter atau siapapun di tenaga medis yang besangkutan dengan saluran pernapasan pasti APD-nya ekstra," lanjut dia.
Maka dari itu, dr. Muhamad Fajri Add'i mengimbau untuk menlakukan swab tes dengan bantuan tenaga medis di rumah sakit dan faskes yang memiliki standar untuk melakukan tes corona.
"Sebaiknya di rumah sakit, tenaga medis yang jelas, kalau bisa di rumah sakit atau faskes yang berstandar melakukan itu," tandasnya. (*)