Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Zat besi memiliki peran penting pada tubuh anak, terutama untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Asupan zat besi yang tidak kuat dapat menyebabkan menurunnya kecerdasan, fungsi otak, dan fungsi motorik anak.
Ketika kekurangan zat besi, anak bisa rentan terkena anemia.
Baca Juga: Ini Makanan dan Minuman yang Menggagalkan Tubuh Anak Menyerap Zat Besi, Termasuk Sayuran dan Teh!
Bahkan, mulai usia 6 bulan sampai 3 tahun adalah masa kritis anak mengalami anemia.
Adapun kekurangan zat besi adalah kondisi ketika kadar ketersediaan zat besi dalam tubuh lebih sedikit dari kebutuhan harian.
Sebagai bagian dari hemoglobin, fungsi utama zat besi adalah mengantarkan oksigen dari paru-paru untuk digunakan oleh bagian-bagian dalam tubuh anak.
Baca Juga: Melihat Bahaya dan Manfaat Kentang Buat Tubuh, Apa Saja ya?
Tanpa zat besi, organ-organ tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak baik secara kognitif, fisik, hingga sosial.
Bahaya kekurangan zat besi secara psikologis pada anak tidaklah bisa dianggap sepele.
Hal ini dipaparkan Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si, dalam diskusi virtual yang diikuti Grid.ID, Kamis (17/12/2020).
“Kekurangan zat besi tidak hanya memiliki dampak bagi pertumbuhan, tetapi juga pada perkembangan anak. Kondisi ini menghambat kemampuan anak untuk berkonsentrasi,” kata Anna.
Beberapa bahaya anak kekurangan zat besi, seperti terhambatnya tumbuh kembang, mudah marah, berisiko alami masalah mental, kecerdasan yang tak optimal, hingga kualitas tidur yang bermasalah.
Ketika anak memasuki usia sekolah, ia akan rentan mengalami kesulitan belajar.
Kemudian, saat dewasa jadi sulit bersaing di dunia kerja.
Artinya, bahaya kekurangan zat besi ini akan terbawa hingga dewasa.
Rasa tidak percaya diri pun akan tertanam dalam diri anak.
“Hambatan ini nantinya juga dapat membuat anak menjadi tidak percaya diri, murung, dan sulit bersosialisasi,” lanjut Anna.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua memastikan kebutuhan gizi harian anak, serta senantiasa memberikan stimulasi yang tepat untuk mendorong pertumbuhan anak.
(*)