Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Banyak orang yang masih pro dan kontra perihal mengonsumsi daging merah.
Ada yang bilang daging merah baik untuk kesehatan.
Tapi ada juga yang menganggap daging merah justru mendatangkan sejumlah masalah.
Sebenarnya, bermanfaat atau tidak daging merah terhadap kesehatan tergantung dari jenis dan porsi yang dikonsumsi, serta seberapa sering.
Dilansir Grid.ID dari laman Diabetes.co.uk, daging merah dalam bentuk murni merupakan sumber protein dan vitamin B yang baik dan telah menjadi bagian penting dari makanan manusia.
Daging merah umumnya merupakan daging yang berasal dari mamalia yang dipelihara di peternakan, seperti daging babi, domba, dan sapi.
Daging merah adalah makanan populer di antara mereka yang mengikuti diet paleo, di mana pilihan makanan dipandu dengan menilai makanan mana yang akan tersedia saat zaman nenek moyang kita.
Pengikut diet paleo akan sering mencoba mencari makanan yang belum diproses dan di mana hewan telah diberi makan diet alami.
Terlepas dari itu, sebenarnya bagaimana sih asupan daging merah yang menyehatkan?
Departemen Kesehatan menyarankan orang untuk mengonsumsi 90 gram atau kurang daging merah per hari.
Sepotong tipis daging babi, domba atau sapi seukuran setengah potong roti menyediakan sekitar 30 gram daging.
Bagaimana dengan manfaatnya?
Daging merah kaya akan sumber protein, lemak jenuh, iro, seng, dan vitamin B.
Zat besi dibutuhkan untuk membantu sel darah merah mengangkut oksigen.
Kekurangan zat besi lebih mungkin terjadi pada anak-anak, orang tua, dan wanita hamil.
Zat besi juga tersedia pada tanaman berdaun hijau tua, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Tetapi paling baik diserap oleh tubuh dari daging merah.
Seng diperlukan tubuh untuk sintesis DNA dan membantu sistem kekebalan berfungsi secara efektif.
Selain ditemukan dalam daging merah, seng juga ditemukan pada ikan, biji-bijian, telur, dan kacang-kacangan.
Namun, seng paling baik diserap dari daging dan ikan.
Di antara vitamin B yang banyak ditemukan dalam daging merah adalah vitamin B6 dan vitamin B12.
Vitamin B6 bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh dan vitamin B12 bermanfaat untuk sistem saraf.
Sekarang, bagaimana dengan bahaya daging merah itu sendiri?
Konsumsi daging merah telah dikaitkan dengan peningkatan penyakit jantung, kanker kolorektal, dan diabetes tipe 2.
Tingkat keterkaitannya terbukti lebih tinggi untuk daging merah olahan.
Pada tahun 2011, sebuah studi oleh Universitas Harvard menjadi berita utama ketika menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa makan daging yang tidak diolah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Risiko diabetes adalah 20 persen lebih tinggi pada mereka yang makan lebih dari 110 gram daging merah yang tidak diolah sehari.
Namun, penelitian tersebut menuai beberapa kritik karena memasukkan hamburger ke dalam daftar makanan yang tidak diolah.
Dari mereka yang mengonsumsi satu porsi daging olahan, risiko diabetes tipe 2 tumbuh 50 persen lebih tinggi.
Daging merah olahan termasuk produk daging yang telah diawetkan, dimasak sebelumnya, dihaluskan atau ditambahkan pengawet dan bahan pengikat.
Contoh daging olahan seperti hotdog, sosis, daging kornet, dan sebagainya.
Beberapa daging olahan yang ditemukan di supermarket telah diolah dengan bahan pengawet (seperti nitrit) dan mungkin juga dibuat dari daging yang dihaluskan.
Daging merah mentah dapat membawa bakteri berbahaya sehingga harus disimpan, dimasak, dan ditangani dengan tepat.
Baca Juga: Mau Panjang Umur? Yuk Rutin Konsumsi 9 Makanan Berkhasiat nan Punya Segudang Manfaat
Cucilah tangan setelah menangani daging mentah dan cuci semua peralatan yang telah digunakan untuk daging mentah.
Jangan lupa, daging merah tidak boleh dipanaskan lebih dari sekali untuk mencegah terjadinya keracunan makanan.
Saat memasak daging merah, panaskan seluruhnya untuk memastikan bakteri di dalam daging mati.
(*)