Menurut ibu panti, suaminya yang membangun panti asuhan tersebut karena dulunya sebagai hidup sebagai anak yatim.
"Apa yang membuat ibu membangun sebuah komitmen dalam memiliki sebuah panti dengan memiliki banyak anak-anak ini?" tanya Nia Ramadhani.
"Pertama suami saya yang terpanggil untuk melayani anak-anak yatim, karena suami saya adalah anak-anak yatim dan suami saya berjanji jika ini berhasil dia akan mengumpulkan anak-anak yang senasib," ujar ibu panti.
Saat mendengar penjelasan dari ibu panti, Nia Ramadhani tampaknya tak kuasa menahan tangisnya.
Ia ikut terenyuh saat mendengar perjuangan dari pengasuh panti asuhan tersebut.
"Semua ini hanya kekuatan doa?" tanya Nia.
"Ya semua hanya kekuatan doa makanya kami bisa membeli tempat ini," jawab ibu panti.
"Aku mau menangis," ujar Nia.
Tak hanya itu, ibu panti itu juga tampak menceritakan kisah pahit dan pilu panti asuhan tersebut.
Kisah pilu tersebut terjadi karena panti asuhan tersebut tiba-tiba dibakar oleh sekelompok massa pada tahun 1993.