Usut punya usut, tewasnya Hendri juga dibenarkan bermula dari rasa kecewa terhadap perusahaan tempat ia bekerja.
Bersama jasadnya yang menggantung, sepucuk surat ditemukan berada di lokasi tempat Hendri mengakhiri hidup.
"Inti dari surat wasiat itu, ada masalah di bekas perusahaannya dan dia berpikir dengan melakukan bunuh diri, dapat menebus permasalahan itu," ujarnya.
Dari data yang dihimpun pihak berwajib, Hendri rupanya sebagai perantauan yang hidup di Palembang.
"Hendri ini berdomisili di Medan. Keluarganya tinggal di sana semua dan dia hanya seorang diri di Palembang," ujarnya.
Saat ini, jenazah Hendri sudah diamankan dan dibawa ke RS Polri M Hasan Palembang.
"Tadi saya sudah menghubungi keluarga almarhum di Medan. Mereka keberatan untuk dilakukan outopsi dan minta agar korban dikremasi di Palembang."
"Jadi kita saat ini masih menunggu surat pernyataan terkait hal tersebut," ujarnya.
"Dan sementara ini, selain surat wasiat, kita juga sudah mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya uang dan handphone milik korban," pungkasnya.
Sementara itu melansir informasi dari Kompas.com, informasi serupa juga dialami seorang pria bernama Andi Gunawan (33).
Dikabarkan hidup sebagai pengangguran, warga Palembang, Sumatera Selatan ini, memilih untuk mengakhiri hidup lantaran sering di marahi istrinya, Indah Saputri (28).
Dibenarkan oleh Kapolsek Ilir Timur II Palembang Kompol Mario Invary, kejadian nahas ini dilaporkan pada Rabu (6/1/2021).
Ketakutan menemukan suaminya menggantung di balik pintu kamar, Indah Saputri akhirnya meminta bantuan warga untuk mengevakuasi jasad korban.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban diduga kuat mengakhiri hidup lantaran depresi lantaran hidup sebagai pengangguran.
"Diduga korban mengalami depresi karena sering dimarahi istri lantaran korban tidak bekerja. Korban juga pernah berpesan sama kakak perempuannya apabila dia meninggal agar dibawa ke rumah orang tuanya," ujar Kapolsek.
(*)