"Memang biasa mereka sesama cewek, ngobrol-ngobrol," tambah Irfan.
Keesokan harinya, saat kejadian jatuhnya Sriwijaya Air, sang ibunda Isti mencoba menghubungi anaknya tersebut.
Sayangnya, sang ibunda tidak mendapat jawaban dari putri terakhirnya.
Namun, sang ibunda mengira bahwa Isti tidak merespon panggilan teleponnya karena sedang beristirahat usai lepas shift.
Sekitar pukul 17.00, keluarga mendapatkan kabar dari suami Isti bahwa pramugari Nam Air itu rupanya berada dalam pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Begitu mendapatkan informasi dari suami Isti, keluarga Irfan langsung bergegas menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menantikan kabar dari pihak terkait.
Penuturan dari Irfan, Isti sempat menerima tawaran sebagai staf di Sriwijaya Air Group.
Namun, Isti tak berminat menerima tawaran tersebut dan memilih untuk tetap menjadi pramugari.
"Di Nam Air dari 2019, baru setahun. Tapi memang impian dia jadi pramugari," lanjut Irfan.
Dikutip dari kompas.com, Irfan menyebutkan bahwa seluruh keluarganya telah mengikhlaskan kepergian adik perempuannya itu.
Keluarga juga berharap agar jenazahnya dapat segera ditemukan dan teridentifikasi.
"Sampai saat ini aja belum ditemukan, padahal sudah berapa jam kan. Maka kami berusaha ikhlas, berharap semua yang terkait ditemukan jasadnya, kami berdoa seperti itu," pungkasnya.
(*)