Find Us On Social Media :

Anak Perempuannya Gantikan Shift Rekannya, Keluarga Pramugari Isti Yudha Prastika yang Menjadi Penumpang di Sriwijaya Air SJ-182 Sudah Ikhlaskan Kepergiannya

By Nisrina Khoirunnisa, Senin, 11 Januari 2021 | 09:21 WIB

Kakak kedua pramugari Nam Air Isti Yudha Prastika, Irfan Defrizon, memegang foto adiknya saat ditemui di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.

Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa

Grid.ID - Dunia penerbangan Indonesia kembali berduka atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu.

Diwartakan oleh Grid.ID sebelumnya, pesawat yang dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta itu hendak menuju Bandara Soepadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Pesawat tersebut sempat mengalami delay selama 30 menit karena cuaca buruk, hingga akhirnya melakukan lepas landas pukul 14.36 WIB.

Tercatat sebanyak 50 orang penumpang yang terdiri dari 43 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, serta 12 kru pesawat menjadi korban dalam kecelakaan Sriwijaya Air pada Sabtu (9/1/2021).

Baca Juga: Turut Berbelasungkawa dengan Tragedi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Dewi Sandra Kirim Doa untuk Korban dan Keluarga yang Ditinggalkan : Semoga Para Keluarga dan Kami Dikuatkan Hatinya

Salah satu yang berduka adalah keluarga pramugari Nam Air Isti Yudha Prastika (35).

Dikutip dari tribunnews.com, Isti adalah anak terakhir dari 3 bersaudara yang menggantikan tugas rekannya untuk rute Pontianak-Jakarta.

"Jadi, (pulangnya) dia numpang ke pesawat yang rute Jakarta-Pontianak. Sriwijaya sama Nam Air kan satu grup," tutur Irfan Defrizon, kakak Isti Yudha Prastika saat ditemui TribunJakarta.com di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (10/1/2021).

Sehari sebelum peristiwa nahas tersebut, Isti sempat berkomunikasi dengan ibundanya melalui video call.

Baca Juga: Kehilangan Teman Masa Kecil yang Kemudikan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Sahabat Kapten Afwan Ungkap Sifat sang Pilot yang Dikenal Baik oleh Tukang Parkir hingga Tukang Kopi: Sampai Kapan Pun Kita Tetap Bersahabat Walaupun Sudah Dia Tiad

"Malam kemarinnya itu baru kontek-kontekan video call sama ibu saya, sepupu, sama istri saya juga bareng-bareng," ujar kakak kedua Isti itu.

"Memang biasa mereka sesama cewek, ngobrol-ngobrol," tambah Irfan.

Keesokan harinya, saat kejadian jatuhnya Sriwijaya Air, sang ibunda Isti mencoba menghubungi anaknya tersebut.

Sayangnya, sang ibunda tidak mendapat jawaban dari putri terakhirnya.

Baca Juga: Mbak You Turut Berduka dengan Peristiwa Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu hingga Kirimkan Doa untuk Para Korban, Sang Paranormal: ini Duka Kita Bersama, Al Fatihah..

Namun, sang ibunda mengira bahwa Isti tidak merespon panggilan teleponnya karena sedang beristirahat usai lepas shift.

Sekitar pukul 17.00, keluarga mendapatkan kabar dari suami Isti bahwa pramugari Nam Air itu rupanya berada dalam pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Begitu mendapatkan informasi dari suami Isti, keluarga Irfan langsung bergegas menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menantikan kabar dari pihak terkait.

Penuturan dari Irfan, Isti sempat menerima tawaran sebagai staf di Sriwijaya Air Group.

Baca Juga: Kakaknya Turut Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh di Kepulauan Seribu, Sang Adik Tiba-tiba Kenang Momen Pamitan Sebelum Naik Pesawat: Dia Minta Dikuburkan di Kalimantan Saja..

Namun, Isti tak berminat menerima tawaran tersebut dan memilih untuk tetap menjadi pramugari.

"Di Nam Air dari 2019, baru setahun. Tapi memang impian dia jadi pramugari," lanjut Irfan.

Dikutip dari kompas.com, Irfan menyebutkan bahwa seluruh keluarganya telah mengikhlaskan kepergian adik perempuannya itu.

Keluarga juga berharap agar jenazahnya dapat segera ditemukan dan teridentifikasi.

Baca Juga: Sedih! Pasangan Pengantin Teman Ifan Seventeen Yang Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182 Sedang Berjuang Punya Momongan

"Sampai saat ini aja belum ditemukan, padahal sudah berapa jam kan. Maka kami berusaha ikhlas, berharap semua yang terkait ditemukan jasadnya, kami berdoa seperti itu," pungkasnya.

(*)