Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT memberikan hasil investigasinya terhitung sejak jatuhnya jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 Sabtu (9/1/2021), hingga hari ini (12/1/2021).
Terkait faktor jatuhnya pesawat tersebut, KNKT menduga bahwa Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hancur karena membentur permukaan laut.
Adanya data yang mendukung bahwa peswat masih berfungsi di atas 250 kaki, menjadi landasan KNKT untuk mengambil kesimpulan.
"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data," tulis keterangan pers yang dibagikan KNKT dikutip Grid.ID, Selasa (12/1/2021).
"Dari data ini kami menduga mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," tambah keterangan tertulis.
Sebelumnya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pesawat diperkirakan jatuh dalam keadaan utuh dan tidak meledak di udara.
"Iya (pesawat hancur karena benturan di air), bukan karena ledakan di udara," kata Soerjanto saat dihubungi Kompas TV, Minggu (10/1/2021) malam.
Soerjanto mengungkapkan, serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dalam keadaan normal.
Artinya, tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.