Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri
Grid.ID - Presiden Jokowi menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin Covid-19.
Vaksin yang akan diterima Presiden Jokowi adalah vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Diberitakan Grid.ID sebelumnya, pemberian vaksin kepada Presiden Jokowi dilakukan hari ini (13/1/2021) di Istana Presiden.
Bahkan proses pemberian vaksin itu juga ditayangkan secara langsung.
Tak hanya Jokowi, salah satu artis ternama Indonesia yaitu Raffi Ahmad juga ikut disuntik vaksin sinovac hari ini bersama sang Presiden.
Jika orang nomer satu di Indonesia tersebut sudah menerima vaksin, lalu bagaimana dengan wakil Presiden Ma'ruf Amin?.
Dilansir dari Tribunnews.com, wakil Presiden Ma'ruf Amin tidak akan disuntik vaksin Covid-19 tahap pertamA bersamaan dengan Jokowi.
Baca Juga: Usai Joko Widodo Disuntikan Vaksin, Dokter Kepresidenan Beberkan Kondisi sang Presiden
Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi menyatakan hal itu disebabkan usia Ma’ruf yang sudah di atas 60 tahun.
"Enggak (divaksin bersama Presiden). Vaksin itu kan khusus umur 58 tahun ke bawah, khusus Sinovac," ujar Masduki dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com.
Jubir wakil Presiden itu juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini juga sedang mengusahakan kedatangan vaksin yang akan cocok digunakan oleh seseorang di atas umur 58 tahun.
"Abah (Ma'ruf) nunggu dulu vaksin berikutnya yang bisa dimungkinkan secara umur di atas 58 tahun. Jadi itu kan pemerintah sedang mengikhtiarkan yang insyaallah pada bulan April itu akan datang," kata Masduki, Selasa (5/1/2020).
Masduki menyebut Wapres Ma'ruf akan menerima vaksin yang sesuai dengan kriteria usia dan kondisi kesehatannya.
"Mungkin nanti di tahap berikutnya, kalau ada vaksin yang sesuai dengan kriteria kondisi Pak Wapres," sambung Masduki.
Lalu Masduki juga membenarkan ketika ditanya vaksin yang akan diberikan ke Ma'ruf adalah Pfizer.
"Iya yang itu (Pfizer). Ya kan banyak merek lah yang dikirim, yang diikhtiarkan pemerintah Indonesia yang datang setelah Sinovac itu, dan itu setelah dilakukan uji klinis terhadap orang-orang di atas umurnya 58 ya bisa gitu," ujarnya.
(*)